Sebenarnya K-Pop bukanlah ranah penulis yang lebih senang menggelitik hantu Jembatan Ancol yang manis. Lagipula, genre musik yang digemari oleh generasi milenial ini, sama sekali tidak sesuai bersanding dengan dupa dan menyang.
Namun, akhir-akhir ini, istri tercinta yang bukan milenial lagi, menaruh perhatian khusus kepada BTS. Kopi yang hangat pun serasa dingin, dengan mug baru bergambar Jungkook yang harus kucium jika meminumnya.
Namun usut punya usut, bukannya tanpa alasan sang istri memilih menjadi anggota Army, ketimbang grup arisan ibu RT.
BTS atau Bangtan Boys telah mengukir sejarah baru sebagai boyband K-Pop pertama yang berhasil debut di chart utama Billboard Hot 100. Tidak main-main, single terbarunya dengan judul Dynamite langsung menduduki nomer 1 dalam waktu beberapa menit setelah perilisan.
BTS juga memecahkan rekor sebagai grup musik Asia pertama yang menyamai rekor The Beatles dalam meraih peringkat 1 di tangga lagu Billboard 200 dengan 3 album berbeda dalam setahun.
Bahkan BTSÂ memerlukan waktu yang lebih singkat dari 11 bulan yang dicapai The Beatles atas prestasi ini.
Bukan hanya itu, Music Video (MV) Dynamite ini telah berhasil menembus 100 juta penonton di Youtube dalam waktu 24 jam 27 menit sejak hari Jumat, 21 Agustus 2020.
Rekor ini telah memecahkan rekor mereka sendiri pada MV Boy With Luv dan ON, yang mencapai 74,6 juta dan 43,2 juta penayangan dalam waktu 24 jam.
Nah, kembali kepada pertanyaan, mengapa ketertarikan akan dunia gaib penulis, kini telah berubah kepada dunia gemerlap penuh hura-hura?
Sebabnya, perjuangan yang telah dilalui oleh BTS bukanlah biasa-biasa saja, bersama suka dan duka yang telah bersahabat. Semoga artikel ini dapat membawa manfaat bagi kalian yang merasa bahwa hidup itu adalah 'biasa-biasa' saja.
Grup Boyband ini mulai terbentuk oleh Big Hit Entertainment (BHE) pada tahun 2010, dan secara resmi memulai debut mereka pada tahun 2013. Awal perjuangan yang dialami oleh mereka, tidaklah mudah. Bahkan BHE sendiri hampir bangkrut pada tahun 2007.
Namun siapa yang menyangka, seluruh kerasnya kehidupan yang dilalui, telah menjadi mentor sesungguhnya bagi ketujuh anak muda ini.
BHE bukanlah manajemen artis yang besar, jika dibandingkan dengan pesaing lainnya, seperti SM Entertainment, JYP Entertainment, dan YG Entertainment.
Tidak sama seperti YG Entertainment yang memiliki beberapa produk sukses seperti Big Bang, Dara, dan Black Pink, BHE hanya berfokus kepada satu BTS saja, selama bertahun-tahun lamanya.
Sebagai satu-satunya investasi dan jaminan masa depan perusahaan, BHE dengan segala keterbatasan, menuangkan seluruh sumber dayanya untuk membesarkan grup ini.
Ketujuh anak muda ini sempat merasakan hidup menetap di kos kecil dengan biaya sewa yang sangat murah. Kurangnya dana operasional dari agensi juga hanya bisa menikmati makanan di restoran kecil dan sederhana.
Awal kebangkitan BTSÂ adalah pada tahun 2015, ketika lagu 'I Need you'Â mendapatkan penghargaan di pegelaran musik SBS The Show. Namun, itu bukanlah akhir dari kisah bahagia. Netizen garang dan kerasnya persaingan di negeri gingseng ini menimbulkan badai berikutnya bagi mereka.
Tuduhan plagat (plagiarism) oleh pengguna twitter dengan akun @wevebeenhere dan @radioordinary mengklaim bahwa RM, salah satu personel BTS, menjiplak lirik karyanya pada lagu 'Primer U.'
Sebagai tanggapan, RM meminta maaf atas kesalahan tersebut karena tidak memberikan sumber kutipan asli, dan akun @wevebeenhere telah menerima permintaan maafnya.
Meskipun perdamaian telah terjadi, namun tagar #plagiarismboys terlanjur merebak, dan menyerang kehidupan karir maupun pribadi dari para member BTS.
Perjuangan menembus pasar internasional juga dilakukan dengan cara 'mulai dari kecil'. Mereka membagi-bagikan flyers di jalanan ramai dan membujuk orang-orang disana untuk datang ke konser secara gratis di Los Angeles, Amerika Serikat.
Setelah mulai menembus pasar Amerika, desingan rasis mulai menyebar kemana-mana. Media mainstream dan medsos tidak bisa menerima invasi musik asia ke ranah pasar amerika yang terhormat.
Alasan mulai dari membawa pengaruh kebudayaan 'non-amerika'Â hingga menyarankan publik untuk harus mencintai musik amerika, terus menerus didengungkan, agar BTS tidak mendapatkan popularitas.
Pada tahun 2015, ancaman pembunuhan kepada RM, membuat acara jumpa fans di New York dibatalkan. Ancaman ini ditenggarai karena kesalahpahaman pernyataan RM yang dianggap rasis, karena mengatakan "V (member BTS lainnya) terlalu gelap untuk dilihat."
Hanya selang beberapa minggu kemudian, RM diancam dibunuh lagi jika berani menginjakkan kaki di Mexico City untuk konser 'The Red Bullet', tanpa alasan yang jelas.
Kemudian pada tahun 2017, member BTS, Jimin secara khusus ditargetkan dengan ancaman kematian jika ia berada pada konser 'The Wings' di Anaheim, California, Amerika Serikat.
Kendati demikian, Jimin tetap bersikeras konser tetap terlaksana, daripada harus mengecewakan penggemarnya.
Perjuangan dan semangat BTSÂ bukan sebuah perkara mudah. Cibiran dan pandangan sinis dari orang lain, seakan menjadi penyemangat bagi ketujuh anggota Boyband yang sudah terbiasa hidup susah ini.
Namun coba lihat sekarang, mereka menjadi boyband pertama yang tampil di ajang bergengsi Grammy Awards. Mereka juga merupakan musisi korea pertama yang mendapatkan panggung kehormatan di depan majelis umum PBB atas undangan Unicef. Presiden Korea Selatan, Moon Jae-In, bahkan tidak mau kalah  memberikan ucapan apresiasi dan selamat atas prestasi yang membanggakan.
Apa yang mereka capai sekarang, bukan saja dari hasil kerja keras, namun juga sangat relevan dengan kehidupan nyata yang mereka lalui. Terlahir dari agensi kecil, dan menjadi boyband 'Anak Bawang', tidak membuat semangat mereka tergerus.
Selain itu, kehidupan pribadi mereka yang sangat manusiawi dan tidak jauh-jauh berbeda dari orang biasa pada umumnya, juga menjadi daya tarik tersendiri. Mereka berasal dari keluarga miskin, dan juga sering menjadi korban perudungan.
Salah satu kekuatan grup boyband ini, bukanlah lagu tentang cinta, asmara, dan romantisme. Justru tema-tema sosial, seperti persahabatan, feminisme, kesehatan mental, pendidikan, hingga masalah politik yang sering bercokol pada karya-karya mereka.
Para Army (fan base BTS) menyadari betul bagaimana tema lagu BTS, sangat berkorelasi dengan kisah hidup yang mereka lalui. Bagaikan menonton sebuah film yang dikisahkan berdasarkan 'True Story', bukan hanya sekedar hiburan, namun juga pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Apa yang bisa kita dapatkan dari pelajaran ini? Menjadi manusia, tidak perlu menetapkan ambisi yang terlalu tinggi. Cukup hanya dengan menentukan target-taget kecil dalam hidup yang dapat diselesaikan dengan baik.
Lakukanlah apa yang seharusnya menjadi tugasmu, tanpa harus melihat apa yang telah orang lain capai.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H