Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

19 Februari 1945: Serangan Buaya Terbesar Sepanjang Sejarah, Menewaskan 980 Serdadu Jepang

24 Agustus 2020   10:06 Diperbarui: 24 Agustus 2020   10:15 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tentara Jepang yang mengungsi ke rawa bakau pulau Ramree (sumber: liputan6.com)

"Apakah kita benar-benar percaya bahwa pasukan bersenjata Jepang, yang merobek-robek tank dan kendaraan bersenjata Inggris, benar-benar tak berdaya melawan buaya? Lalu tak adakah seorang pun serdadu Jepang yang tewas itu mati karena tembakan pasukan Inggris atau gigitan ular, atau terserang dehidrasi dan penyakit?" tulis McLynn mempertanyakan data-data dari kisah Wright.

Mc Lynn menambahkan, dari perspektif zoologi sederhana saja, dalam sebuah ekositem dengan persaingan yang ketat, tidak memungkinkan buaya hidup dalam jumlah yang begitu besar.

Lebih lanjut ia juga menambahkan, bahwa alam rawa-rawa bakau yang masih jarang tersentuh oleh manusia, seharusnya memiliki suplai rantai makanan yang cukup.

Menyerang tentara jepang sebagai santapan, bukanlah sifat alamiah dari predator jika makanan mereka telah teratasi.

Namun satu hal yang pasti, predator akan menjadi ganas dan menyerang manusia jika ekosistem mereka terganggu. Para buaya harus melakukan sesuatu di luar kebiasaan mereka untuk menyelamatkan diri, termasuk menyerang manusia yang merupakan satu-satunya tersangka sebagai perusak ekositem alam.  

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun