"Apakah kita benar-benar percaya bahwa pasukan bersenjata Jepang, yang merobek-robek tank dan kendaraan bersenjata Inggris, benar-benar tak berdaya melawan buaya? Lalu tak adakah seorang pun serdadu Jepang yang tewas itu mati karena tembakan pasukan Inggris atau gigitan ular, atau terserang dehidrasi dan penyakit?" tulis McLynn mempertanyakan data-data dari kisah Wright.
Mc Lynn menambahkan, dari perspektif zoologi sederhana saja, dalam sebuah ekositem dengan persaingan yang ketat, tidak memungkinkan buaya hidup dalam jumlah yang begitu besar.
Lebih lanjut ia juga menambahkan, bahwa alam rawa-rawa bakau yang masih jarang tersentuh oleh manusia, seharusnya memiliki suplai rantai makanan yang cukup.
Menyerang tentara jepang sebagai santapan, bukanlah sifat alamiah dari predator jika makanan mereka telah teratasi.
Namun satu hal yang pasti, predator akan menjadi ganas dan menyerang manusia jika ekosistem mereka terganggu. Para buaya harus melakukan sesuatu di luar kebiasaan mereka untuk menyelamatkan diri, termasuk menyerang manusia yang merupakan satu-satunya tersangka sebagai perusak ekositem alam. Â
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H