Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

19 Februari 1945: Serangan Buaya Terbesar Sepanjang Sejarah, Menewaskan 980 Serdadu Jepang

24 Agustus 2020   10:06 Diperbarui: 24 Agustus 2020   10:15 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tentara Jepang yang mengungsi ke rawa bakau pulau Ramree (sumber: liputan6.com)

**

Kisah mengerikan ini dituliskan oleh seorang naturalis bernama Bruce Stanley Wright dalam buku terbitan tahun 1962 yang berjudul "Wildlife Sketches Near and Far."

Ia menuliskan, "Malam itu merupakan yang paling mengerikan yang pernah dialami oleh para anggota M.L (marine launch)." Kata "marine launch" mengacu kepada pasukan darat yang dikirim melalui laut.

"Buaya-buaya tersebut terbangun mendengar keributan peperangan dan bau darah, lalu mereka berkumpul di antara pohon-pohon bakau, menunggu di bawah permukaan air dengan mata menyembul memperhatikan calon santapan mereka."

"Dengan naiknya air pasang, buaya-buaya itu mendekati para prajurit yang sudah tewas, terluka, maupun yang masih hidup dan terjebak dalam lumpur."

**

Rawa-rawa bakau Pulau Ramree merupakan salah satu habitat terbesar dari satu reptil pemangsa yang paling sadis, yaitu buaya air asin. Karena merupakan tempat yang subur, kebanyakan buaya tersebut bisa tumbuh hingga 6 meter dengan berat sekitar 900 kilogram.

Ilustrasi Buaya Air Asin (sumber: Liputan6.com)
Ilustrasi Buaya Air Asin (sumber: Liputan6.com)
Malang bagi tentara Jepang, mereka telah mengungsi ke tempat yang salah dan menyerahkan diri langsung ke sarang para mahluk pemangsa ini. Dari sekitar 980 tentara Jepang, hanya 20 orang yang berhasil menyelamatkan diri, dan tertangkap dalam keadaan luka dan tercabik-cabik oleh pasukan Inggris.

Cerita ini menjadi sebuah misteri terbesar sepanjang masa, meskipun masih ada juga pihak yang menyangsikan tulisan Wright pada bukunya.

Salah satunya adalah Franck Mc Lynn yang melakukan penelitian, 20 tahun setelah kisah tersebut dituliskan. Ia bersama timnya yang terdiri dari para sejarahwan dan ilmuwan, menggali arsip militer Inggris dan Jepang.

Beberapa seri wawancara terhadap veteran perang dari kedua belah pihak pun dilakukan, akan tetapi hasil penelitian menyimpulkan bahwa tak satupun yang mengetahui mengenai pembantaian tentara Jepang oleh buaya pulau Ramree.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun