"Hujatan dan makian, sumpah serapah dan doa-doa buruk, sesungguhnya juga adalah doa-doa baik dan kebaikan. InsyaAllah sangat baik malah, kan kita butuh banget penggugur dosa yang lebih banyak lagi datangnya dari arah, jalan, pintu, yang kita gak punya,"
Lebih lanjut, Ustad YM ini mengatakan ia merasa malu dengan cuitan ini. "Mestinya reply Twit dari Mba Sylvi @evhia ini, jadi tamparan keras buat kita-kita semua dan pelajaran berharga banget."Â Ujarnya.
Penulis sendiri merasa heran dengan sikap netizen kita. Ada sebuah pertanyaan yang sangat menganggu. Dalam keseharian, kita menemukan manusia Indonesia yang sopan dan tahu budi pekerti, kemanakah para netizen nyinyir tersebut dalam kesehariannya?
Pada sebuah acara bakti sosial bersama mahasiswa sebuah kampus di Makassar, beberapa saat yang lalu, penulis cukup terharu melihat dedikasi mahasiswa kita dalam menjalankan tugas mereka meringankan beban para fakir miskin.
Selain itu, mereka juga tampil dengan penuh kesantunan, menyapa yang tua, dan bersahabat dengan yang lebih muda. Sulit membayangkan jika di antara mereka ada yang termasuk dalam daftar netizen yang sering nyinyir sadis.
Semoga sikap netizen di media sosial tidak melambangkan mayoritas bangsa ini. Jika tidak, maka mungkin akan lebih parah lagi. Kita akan memiliki dua wajah yang berbeda.
Memiliki budi pekerti yang baik di kehidupan nyata, namun menjadi setan di dunia maya!
Kepada Ustad Yusuf Mansyur, janganlah memedulikan mereka yang membencimu, karena sesungguhnya hinaan dan sumpah serapah adalah doa yang bagus bagi orang yang baik. Kami sangat menghormati dan menyayangimu.
Semoga lekas sembuh, Bang Ustad... Aamin, Ya Rabbal Alamin!
SalamAngka