Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Donju, Kaum Borjuis Korea Utara yang Hidup dari "Menipu" Kim Jong-Un

2 Agustus 2020   14:41 Diperbarui: 2 Agustus 2020   14:32 1631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kim Jong Un (sumber: intisari.grid.id)

Korea Utara adalah negara sosialis-komunis yang sangat tertutup dari duni luar. Kim Jong-Un yang memerintah, tidak pernah segan-segan menggunakan kekuatannya untuk kepentingannya.

Perlakuan terhadap rakyatnya, tiada bedanya dengan kisah kelam para diktator dunia. Pelecehan seks, kasus kelaparan, hingga aturan konyol yang tidak manusiawi, ramai memberitakan usaha eksodus para pembelot di negara ini.

Di negara terisolasi ini, seluruh aktivitas rakyatnya dikontrol oleh pemerintah. Jangankan untuk hidup mewah berlimpah, makan 3x sehari saja sudah terasa beruntung.

Namun apakah kehidupan sedemikian susahnya disana, hingga tak ada satupun warganya yang dapat menikmati kenyamanan? Ternyata tidak.

Ada istilah bagi rakyat Korea Utara yang hidup dalam kemewahan, dan mereka adalah para Donju, atau 'Penguasa Uang' atau kaum 'Kapitalis Korea Utara.'

Dilansir dari sumber, anak-anak dari kaum Donju ini hanya berjumlah 1 persen dari total jumlah penduduk Korut. Layaknya orang kaya di negara maju, mereka hidup ala Crazy Rich Asian, dengan rumah mewah, harta berlimpah, hingga mobil teranyar.

Anak-anak orang kaya ini memiliki fasilitas terhadap makanan yang sehat dan bergizi. Mereka tidak segan-segan menikmati kopi seharga 120 ribu Rupiah per cangkir dan stik impor dengan perkiraan harga sekitar 700 ribu Rupiah per porsi.

Ilustrasi anak Donju (sumber: adventuretravel.co.id)
Ilustrasi anak Donju (sumber: adventuretravel.co.id)
Liburannya pun juga kemana-mana, mulai dari Amerika hingga ke Vienna. Hobinya? Mulai dari berkuda hingga piknik pakai pesawat pribadi. Tidak sedikit juga yang kemudian bersekolah di luar negeri.

Mereka hidup di Kawasan elit di Pyongyang yang bernama Pyonghattan, yang merupakan sebuah Kawasan super mewah dengan berbagai fasilitas ala negara barat, mulai dari arena bowling hingga area berkuda.

Namun meskipun kaya, mereka tetap harus mengikuti aturan pemerintah untuk penampilan dan gaya rambut.

Foto Pyonghattan (sumber: pinterest.com)
Foto Pyonghattan (sumber: pinterest.com)
Kemunculan kaum Donju dimulai pada tahun 2002, Ketika pemerintah Korea Utara mengeluarkan kebijakan memperbolehkan warga negaranya untuk berbisnis.

Namun sebagaimana lazimnya sebuah pemerintahan diktator, kaum Donju adalah mereka yang memiliki hubungan baik dengan rezim Kim Jong-Un. Nah, sebagai efek timbal balik, hampir pasti seluruh pebisnis terlibat korupsi bersama para pejabat tinggi di sana.

Diam-diam kehadiran kaum Donju merupakan sebuah hubungan simbiosis mutualisme dengan penguasa Kim. Meskipun merupakan penguasa utama di Korea Utara, namun ia sadar bahwa tidak semua hal bisa ia kerjakan sendiri.

Negara miskin seperti Korea Utara membutuhkan stabilitas ekonomi, agar tidak benar-benar jatuh miskin. Kaum Donju ini sering disebut sebagai tangan tak terlihat ekonomi Korea Utara.

Mereka tidak punya kantor resmi atau nama perusahaan yang mentereng. Mereka juga tidak memerlukan bantuan lembaga finansial resmi, karena semuanya dikerjakan sendiri.  

Kaum Donju terlibat dalam beragam bisnis, mulai dari ritel, properti, hingga penyelundupan, tetapi peran utama mereka adalah peminjaman uang yang berasal dari modal asing yang dimiliki.

Mereka hidup bagaikan hantu yang membohongi dunia internasional hingga ke pejabat pemerintah rendahan yang tidak perlu tahu.

Foto Hobi Berkuda Kaum Donju (sumber: hipwee.com)
Foto Hobi Berkuda Kaum Donju (sumber: hipwee.com)
Hanya dengan cara ini, mereka bisa menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi yang memang dibutuhkan oleh Kim Jong-Un bagi negaranya.

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar real estat Korea Utara juga bertumbuh sangat cepat, yang membuat Kim Jong-Un memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan kepada dunia internasional.

Istilah 'Pyongyang Speed' merupakan salah satu bukti keterlibatan Donju. Pembangunan Mirae Scientist Street dan gedung residensial dekat Sungai Taedong yang hanya dikerjakan dalam waktu 6 bulan telah mencengangkan banyak orang.

Menurut Jung Eun-lee, seorang peneliti ekonomi dan real estat dari Universitas Kyung-Sang, pemerintah telah bekerja sama dengan kaum Donju untuk pembangunan infrastruktur yang dapat memutar ekonomi negara itu.

Selain itu, bantuan investasi dari Tiongkok juga ditenggarai menjadi sumber utama atas aliran devisa yang segar dan besar bagi Korea Utara. Korea Utara tetap membutuhkan teori ekonomi yang mumpuni, untuk menjaga kesehatan pundi-pundi negara.

Foto Mobil Mewah di Korea Utara (sumber: idntimes.com)
Foto Mobil Mewah di Korea Utara (sumber: idntimes.com)
Yang pasti, pemerintah Korea Utara menutup mata terhadap hal ini. Dalam pidato Kim Jong-Un pada tahun 2015, ia memerintahkan pejabat untuk meningkatkan investasi, tanpa menanyakan dari mana mata uang asing itu berasal.

Gaya hidup para Donju tentu bertolak belakang dengan kehidupan warga Korea Utara yang rata-rata hanya memiliki pendapatan sekitar 26.750 rupiah per bulan.

Kim Jong-Un bisa saja mendeklarasikan perang terhadap Hyung Bing, CS. Namun para Donju tetap berada di kamarnya, sambil menikmati Drakor dan K-Pop dari jalur internet pribadi yang mereka miliki.

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun