Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kippumjo yang Masih Berusia 13, hingga Tentara Wanita, Kisah Pelecehan Seksual di Korea-Utara

26 Juli 2020   11:17 Diperbarui: 28 Juli 2020   09:40 1496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi kaum elit, jika ia telah memilih wanita yang disukai, maka mereka tak punya pilihan lain selain mematuhinya demi mendapatkan uang, bantuan, atau hanya sekedar tidak dipersulit.

Heo Jong-Hae, mantan polisi di Korut juga berkata bahwa 90 persen wanita yang ia kenal pernah dilecehkan. Ia mengatakan bahwa seorang kawannya hampir bunuh diri, ketika diperkosa pada saat berusia 17 tahun di pagi hari buta ketika hendak berangkat kerja.

Para wanita yang menjadi korban, akhirnya tidak pernah mengangkat kasusnya. Kemungkinannya adalah mereka menganggap bahwa hal tersebut umum terjadi, atau dipersulit pada saat melapor kepada pihak berwajib.

Banyak diantara mereka yang kemudian memilih profesi yang dapat menjaga dirinya. Menjadi polisi dan tentara adalah salah satunya, namun sayangnya, hal tersebut tidak pernah membuat mereka betul-betul terbebas dari pelecehan seksual.

Direktur Eksekutif HRW, Kenneth Roth menuturkan bahwa setelah laporan itu keluar, Pyongyang tentu tidak bisa lagi memungkiri. Ia juga mengatakan bahwa Kim Jong-Un sebagai pemimpin tertinggi seharusnya bisa menghentikannya.

Namun harapan Roth sepertinya harus dikubur jauh-jauh, karena sejak zaman Kim Il-Sung, telah terbentuk sebuah pasukan "militer" yang terdiri dari para gadis muda dan cantik.

Pasukan ini bernama Kippumjo, atau Regu Kesenangan Perempuan (Pleasure Squad).

Dari luar, para gadis tersebut bertugas sebagai penyanyi dan penari untuk menghibur kaum elit pemerintahan dan para tamu kehormatan. Namun di balik tembok, mereka adalah bagian dari permainan seks dan pesta pora.

Isu ini sebenarnya sudah merebak sejak dulu, namun menjadi lebih jelas ketika pada tahun 2010, seorang pembelot yang bernama Mi Hyang mengungkapkan kisahnya yang direkrut selama dua tahun di usianya yang masih 15 tahun.

"Mereka memeriksa semua siswa perempuan dan menyisihkan beberapa dari mereka termasuk saya. Saya ditanya apakah pernah tidur dengan anak laki-laki. Saya merasa sangat malu mendengar pertanyaan seperti itu," ujarnya.

Proses rekrutmen langsung dilakukan di sekolah-sekolah menengah seluruh penjuru negeri, beberapa dari gadis yang direkrut bahkan masih berusia 13 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun