Tepatnya pada tahun 565 Masehi, ketika seorang misionaris Irlandia pertama kali menemukan mahluk ini, yang kemudian diberi nama Nessie. Berbagai cerita dan legenda menyelimuti keberadaanya, namun kemunculan terhebohnya terjadi pada tahun 1933, setelah surat kabar lokal, The Inverness Courier, memuat gambar monster ini.
Namun para pencinta legenda, sekali lagi harus berkecil hati setelah para ilmuwan sepakat, bahwa hasil penyidikan mereka selama bertahun-tahun lamanya, tidak membuahkan bukti sama sekali bahwa mahluk ini pernah eksis.
Yeti, Big Foot, dan Nessie, hanyalah sedikit diantara mahluk Kriptid yang terkenal, namun ternyata hanya hoax belaka.
Namun, para kriptozoolog juga tidak hanya bekerja untuk membantah mitos rakyat yang beredar. Sebagian mahluk yang dulunya dianggap hanya cerita rakyat, ternyata terbukti keberadaanya.
Okapi.
Adalah sebuah hewan kripto yang bernama Okapi yang hanya diketahui oleh orang-orang yang tinggal di hutan Kongo. Sebelumnya, hewan yang berwujud wajah jerapah dan kaki seperti zebra ini dianggap tidak pernah ada, hingga tahun 1901 pada saat para tim ekspedisi mulai merambah hutan Kongo.
Pun halnya dengan Thylacine yang berbentuk campuran antara harimau, serigala, dan kanguru. Hewan ini termasuk spesies yang sudah hampir punah. Dapat dilihat pada kebun binatang Hobart Tasmania, namun kemunculannya di alam liar, terakhir tercatat pada tahun 1936.
Pada tahun 1926, masyarakat Zimbabwe menemukan Cheetah yang bercorak garis hitam di punggungnya. Sejak saat itu, hewan ini disebut dengan panggilan Raja Cheetah.
Beberapa orang menganggap bahwa hewan ini adalah campuran perkawinan antara Cheetah dan macan tutul, namun pada 1981, seekor Raja Cheetah lahir sebagai keturunan asli Cheetah, di Pusat De Widlt Cheetah, Afrika Selatan. Para ahli kemudian menyimpulkan bahwa Raja Cheetah adalah hasil dari mutasi genetika yang sangat langka.