Peraturan normal seperti nama khusus bagi gender tertentu menjadi hilang. Alex, Ryan, dan Lionel menjadi nama untuk wanita, sementara ada juga lelaki yang memiliki nama Merry. Semuanya dilakukan demi satu kata, yaitu "Unik."
Bahkan Elon Musk, konglomerat dari Amerika, enggan memberikan nama yang biasa-biasa saja kepada anaknya, hingga akhirnya nama mesin "X AE A-XII"Â lah yang terpilih
Sebelumnya, Elon Musk telah memberikan nama yang menggegerkan dunia maya, yaitu "X A-12 Musk," namun ternyata ia baru menyadari jika angka pada nama adalah hal yang ilegal di negara bagian California, AS, tempat ia berdomisili.
Aturan Pemerintah Dalam Pemberian Nama.
Nah, ternyata nama juga bisa menjadi masalah hukum, tidak sedikit negara yang menganut faham "pembredelan kreativitas", dengan menyediakan daftar nama yang diakui oleh pemerintah.
Sebagai contoh, Denmark memberikan pilihan sekitar 7000 nama. Jika ada yang merasa tidak cocok dengan daftar tersebut, maka ia harus mengantongi izin dari gereja lokal dan otoritas setempat untuk nama baru.
Pun halnya dengan Islandia, bedanya, jika nama yang dipilih tidak ada pada daftar, namun telah disetujui oleh pemerintah, maka sang orangtua harus membayar uang dengan jumlah tertentu kepada negara atas pemilihan nama baru.
Meskipun demikian, tetap ada aturan mendasar yang tak dapat berubah, seperti nama belakang tidak bisa menjadi nama depan, dan nama gender tidak boleh digunakan pada jenis kelamin yang berbeda.
Di Jerman sendiri, aturan menjadi lebih ketat dengan tidak memperbolehkan nama benda atau produk tertentu sebagai nama depan. Sementara di Selandia Baru, nama gelar atau pangkat menjadi hal yang tidak boleh diberikan kepada anak.
Selain itu, beberapa negara juga dengan tegas memiliki daftar nama yang tidak boleh digunakan sama sekali, seperti Akuma yang berarti Iblis di Jepang, Superman di Swedia, Anus di Denmark, dan Fruit Sex di Selandia Baru.
Pada dasarnya, semua negara yang menjadikan pemberian nama anak sebagai bagian dari undang-undang, hanya memiliki satu tujuan saja, yaitu, agar "sang anak akan jauh dari perasaan tidak nyaman nantinya."