Nah bagi wanita yang sedang resah, apakah kita bisa menjadikan alasan bahwa suami kita ternyata terikat hubungan perkawinan dengan wanita dari jaman Genghis Khan?
Lantas jika si Atong yang sulit menghadapi keinginan si Linda yang terobesi dengan cincin kawin yang sudah tersemat, apakah ia bisa menolak keyakinan terhadap proses reinkarnasi? Â
Bagi penganut paham monogami, bagaimana dengan kenyataan bahwa mantan-mantan suamimu beredar di luar sana sedang mendengarkannya menyanyi lagu "to all the the girls I've loved before?"Â besutan Julio Iglesias.
Bagi yang terlanjur berpoligami, apakah ada kebenaran bahwa jodoh tidak lari kemana-mana, selama proses reinkarnasi akan terus drakor berseri?
Aku bukan guru agama, bukan pula anti penganut paham bergami-gami.
Namun sering mendapat pertanyaan, "jika kamu memercayai reinkarnasi, apakah sebenarnya kita adalah manusia yang berpoligami?"Â
Iya betul hingga mimpi tak akan dibawa kemana-mana, karena pada dasarnya ia adalah bentukan batin yang mengarungi jiwa.
Keputusan Batin.
Manusia terikat oleh masa lalunya, dan menjadi pembayar hutang karma yang dipikulnya.
Namun kehidupan yang dilarungi, sesungguhnya sudah terbatas oleh keinginan saat ini.Â
Proses reinkarnasi adalah nyata, namun tidak boleh dijadikan alasan pembenaran saat ini. Karena setelah tubuh kita membusuk, maka akan ada perjalanan hidup baru yang terpatri.