Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benarkah Teori Reinkarnasi Membuktikan Bahwa Semua Manusia Pernah Berpoligami?

23 Juni 2020   14:14 Diperbarui: 23 Juni 2020   14:30 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi poligami. sumber: kompas.com

Jika engkau memercayai reinkarnasi, maka engkau pasti percaya bahwa kita sudah pernah bersua di kehidupan sebelum ini.

Kadang jika aku melihat dirimu untuk pertama kalinya, ada perasaan senang dan bahagia, namun sebaliknya, kadang kebencian menghampiri diriku yang tidak pernah sekalipun bertemu denganmu.

Kata orang sih itu masalah perasaan, namun apakah perasaan berhak untuk menentukan keinginanku untuk menyukaimu atau membencinya?

Demikian pula dengan takdir berpasangan.

Para jomblo telah berusaha sekuat tenaga, namun ternyata jodoh masih berada di tangan Tuhan yang belum kunjung terbuka.

Bagaimana pula dengan manusia yang jodohnya dimana-mana, bagaikan burung pipit yang mencuit berbelit menumpahkan bibit disana-sini?

Mungkin saja Tuhan maha penyayang, hingga hanya memilih beberapa orang yang mampu menjadi suami untuk beberapa wanita terpadu.

Bukannya meragukan ke-Esa-an yang Kuasa, namun pada akhirnya, kitalah yang akan menghadapi Nya dan mempertanggung jawabkan seluruh perbuatan dan kelakuan.

Bagi yang sudah berpasangan, mengapa anda memilihnya? Apakah karena bibir, tajir, atau hanya sekedar banjir? 

Apapun itu, jodoh adalah sesuatu hal yang penuh misteri yang hanya dapat diterima dengan rasa syukur yang berbagi.

Jodoh Dari Masa Lalu.

Pernah ada seorang yang mengaku paranormal yang mengatakan bahwa si Intan (nama samaran), yang sering banget curhat, adalah jodoh masa lampauku.

"Dia pernah menjadi istri kamu lho, makanya sekarang cari kamu terus." Ujar sang Suhu. 

Batin terikat tak akan kemana-mana, ditenggarai ia masih terpapar dengan bekas masa lalunya di bawah alam bawah sadar.

Walah, bisa berabe nih, sebabnya si Intan cukup memesona dan masih gadis pula! "Hush, kembali ke akal sehat."

Namun tetap bersyukur adalah hal yang karim, karena dengan pertimbangan bahwa manusia dapat berganti kelamin dalam proses reinkarnasi, untung saja jodoh masa laluku bukan si Wawan brewokan!

Pernah pula aku membaca sebuah artikel dalam bahasa Mandarin yang diterjemahkan, mengenai proses perjodohan dalam reinkarnasi.

Katanya sih, keluarga yang memiliki keakraban batin satu sama lain, akan cenderung bertemu kembali pada kehidupan ini sebagai bagian dari anggota keluarga, namun dengan posisi yang berbeda-beda.

Istri saya bisa saja dulu adalah ibuku, begitu pula aku adalah cucu dari anakku. Nah jika istriku dulu adalah ibuku, istriku dulu itu siapaaa? Stop imajinasi liar ini. Istriku adalah istriku dan ibuku adalah ibuku. Titik!

Namun nalar kembali tergelitik, ketika membayangkan jika ternyata si Charles mantan pacar istriku di saat ia masih ingusan, ternyata adalah jodoh masa lampaunya, meskipun akulah yang jadi pemenang pada kehidupan kali ini.

Atau jangan-jangan benar ya si Intan adalah mantanku yang rela mengosongkan bangku, demi bandot tua seperti diriku? Jangan mimpi!

Pergolakan Batin.

Nah bagi wanita yang sedang resah, apakah kita bisa menjadikan alasan bahwa suami kita ternyata terikat hubungan perkawinan dengan wanita dari jaman Genghis Khan?

Lantas jika si Atong yang sulit menghadapi keinginan si Linda yang terobesi dengan cincin kawin yang sudah tersemat, apakah ia bisa menolak keyakinan terhadap proses reinkarnasi?  

Bagi penganut paham monogami, bagaimana dengan kenyataan bahwa mantan-mantan suamimu beredar di luar sana sedang mendengarkannya menyanyi lagu "to all the the girls I've loved before?" besutan Julio Iglesias.

Bagi yang terlanjur berpoligami, apakah ada kebenaran bahwa jodoh tidak lari kemana-mana, selama proses reinkarnasi akan terus drakor berseri?

Aku bukan guru agama, bukan pula anti penganut paham bergami-gami.

Namun sering mendapat pertanyaan, "jika kamu memercayai reinkarnasi, apakah sebenarnya kita adalah manusia yang berpoligami?" 

Iya betul hingga mimpi tak akan dibawa kemana-mana, karena pada dasarnya ia adalah bentukan batin yang mengarungi jiwa.

Keputusan Batin.

Manusia terikat oleh masa lalunya, dan menjadi pembayar hutang karma yang dipikulnya.

Namun kehidupan yang dilarungi, sesungguhnya sudah terbatas oleh keinginan saat ini. 

Proses reinkarnasi adalah nyata, namun tidak boleh dijadikan alasan pembenaran saat ini. Karena setelah tubuh kita membusuk, maka akan ada perjalanan hidup baru yang terpatri.

Keputusan untuk monogami atau berpoligami, tentunya terikat dengan aturan moral yang berlaku di kehidupan ini. Apapun hasilnya, kembali kepada diri pribadi.

Dengan sebuah syarat bahwa pernikahan terjadi atas suatu hal yang pasti, perpisahan pun terjadi dengan sebuah jawaban yang pasti.

Moralitas melebihi seksualitas, rasa sayang adalah spiritualitas, pilihan merupakan kapasitas dan kehidupan melambangkan kualitas.

Aku tidak akan menceritakan proses karma yang rumit pada tulisan ini, pembaca hanya perlu merenungkan bahwa kita adalah bentukan dari kehendak batin.

Dengan demikian, janganlah menyalahkan Tuhan atas setiap tindak-tandukmu, karena pada dasarnya, manusia hidup dari bentukan batin masa lampau dan keputusannya untuk mengubah keadaan di saat sekarang.

Hukum sebab akibat berlaku disini, karena apa yang akan kita tanam, itulah yang akan kita tuai, tanpa harus memercayai proses reinkarnasi itu sendiri.

Wasana Kata.

Bagi setiap insan, ingatlah bahwa pasangan hidup telah dipersatukan oleh jiwa tua yang mengarung lautan, bukan oleh tubuh yang meraung keenakan.

Keinginan batin akan menyadari bahwa kemampuan akan terbatasi oleh kekosongan yang tak pernah bertepi. Hingga akhirnya tepi akan ditemui oleh sucinya batin yang tidak akan lagi bereinkarnasi.  

Catatan: Tulisan ini dibuat atas dasar pertanyaan seseorang sahabat yang sedang bingung dengan kedua pilihan hidupnya.

  

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun