Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"The Last Conscious" Pengelihatan Terakhir Sebelum Ajal Datang Menjemput

20 Juni 2020   06:43 Diperbarui: 22 Juni 2020   21:50 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih lanjut, menurut Coyle, perawatan paliatif kemudian menjadi penting disini. Pasien yang menerima takdirnya akan cenderung lebih berbahagia dan mampu hidup lebih lama, meskipun pada akhirnya ia juga akan meninggal, namun proses kematian tidak lagi menjadi hal yang mengerikan baginya.

Adalah seorang psikolog, Kurt Gray yang berkesempatan untuk membaca pernyataan terakhir dari 500 narapidana yang dieksekusi antara tahun 1982 hingga 2003. Ia takjub, karena mayoritas dari pernyataan tersebut ternyata bernada positif.

Untuk mengetahui bila hal ini hanya terjadi pada sebagian orang saja atau merupakan fenomena psikologi umum, ia kemudian melakukan sebuah penelitian bersama University of North Carolina, di Amerika Serikat.

Penelitian dilakukan dengan menganalisis tulisan dari pasien kanker stadium akhir sebelum meninggal dan membandingkannya dengan tulisan fiksi dari para partisipan yang diminta untuk membayangkan jika mereka telah divonis dengan penyakit mematikan yang sudah tidak tertolong lagi.

Ternyata tulisan para pasien sungguhan rata-rata lebih positif dibandingkan dengan pasien palsu yang masih sehat. Frekuensi penggunaan kata-kata positif seperti "bahagia" dan "cinta" juga didapati semakin meningkat ketika pasien mendekati ajal. Sebaliknya orang sehat yang pura-pura akan mati menggunakan kata-kata negatif, seperti "takut", "terror" dan "cemas."

Proses kematian juga sangat berhubungan dengan pengalaman spiritual. Seringkali proses kematian dihubungkan dengan penjemputan surgawi yang dibarengi dengan ucapan atau gestur akhir yang mendukung.

Oleh sebab itu, setiap agama pasti memiliki jenis ritual yang menyokong akhir kehidupan yang dilakukan sebelum atau sesudah ajal datang menjemput. Tentunya semua dengan harapan bahwa sang mendiang akan pergi dengan tenang ke tempat yang lebih baik lagi.  

Kematian bagi umat Buddha adalah sebuah proses transisi dari kehidupan saat ini ke kehidupan yang lain. Dalam Buddhisme, pengalaman terakhir sebelum kematian dikenal dengan istilah "kesadaran ajal (cuti-citta)" dan "kesadaran penerusan (patisandhi-vinnana)."

Konon ketika seseorang mendekati kematian, maka kesadaran ajal akan padam dan digantikan dengan penglihatan terakhir (last conscious). Penglihatan terakhir inilah yang akan menentukan di alam mana ia akan terlahir.

Hal ini didorong oleh kebiasaan-kebiasan mendiang selama hidup, dan juga kekuatan-kekuatan Karma (Kamma) yang dimilikinya. Di saat karma akan berpindah tempat, maka disanalah pembawa karma akan terlahir.

Pilihannya adalah salah satu dari 31 alam kehidupan, yang terdiri dari 4 alam bawah (neraka, binatang, mahluk halus, mahluk jin), 1 alam manusia, 6 alam dewa, dan 20 jenis alam tubuh halus tanpa tubuh jasmani (alam brahma).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun