Pada awal bulan April 2020 beredar sebuah video yang memperlihatkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump (DT) sedang dalam keadaan khusyuk dan dikelilingi oleh beberapa pria kulit hitam yang berbahasa Arab.
"Donald Trump di ruqyah sebab sudah stress menghadapi Covid 19 n semoga dapat hidayah Allah SWT. Aamiin YRA." Demikian isi keterangan pada video yang viral beredar di akun medsos tersebut.
Setelah ditelusuri oleh berbagai sumber, jelas video itu adalah Hoax. Video tersebut adalah hasil manipulasi dari video tahun 2017 ketika Presiden DT sedang berdoa bersama sekelompok pemimpin agama pada tanggal 01.09.2017, saat mendeklarasikan tanggal 3 September sebagai Hari Doa Nasional.
Pun pada video asli, Presiden DT didoakan dalam bahasa Inggris, bukan bahasa Arab. Pria yang berdoa di sebelahnya adalah Robert James Jeffress, seorang pendeta Gereja Southern American Baptist.
Ruqyah adalah metode penyembuhan dengan cara membacakan sesuatu pada orang yang sakit akibat dari ‘ain’, yang bisa berupa sengatan hewan, sihir, rasa sakit, gila, kerasukan, dan gangguan jin. (sumber: Wikipedia)
Apakah DT memerlukan Ruqyah? Mengingat ia adalah seorang presiden negara adi daya yang memiliki banyak musuh? Belum lagi, tingkah lakunya yang kontroversial dan tidak disenangi oleh banyak rakyatnya.
Sejarah mencatat, seorang paranormal dari Indonesia, yaitu almarhum Ki Gendeng Pamungkas, pernah menyatakan secara terbuka, bahwa ia menyantet Presiden George Bush pada saat berkunjung ke Indonesia, tahun 2006 lalu.
Namun entah apakah santet tersebut berhasil, nyatanya Presiden George Bush, baik-baik saja. Apakah karena sang Paranormal tersebut kurang sakti, atau Presiden Bush ternyata masih menyimpan Tim Anti santet Gedung Putih yang diwariskan oleh Presiden Reagan? Tidak ada yang tahu.
Namun apa yang terjadi, jika Presiden Amerika Serikat dikeroyok ramai-ramai oleh para penyihir di negaranya sendiri?
Dilansir dari BBC, pada tanggal 25.02.2020, tepatnya pukul 12 tengah malam, para anggota berbagai aliran sihir di AS mengirim santet kepada DT agar ia lengser dari jabatan Presiden AS.
Michael Hughes sebagai penggagas yang mengaku dirinya adalah ‘Pemikir Magis,’ merilis santet secara on-line dan telah menarik 10.500 ‘like’ hingga memunculkan tagar populer #magicresistance (perlawanan sihir).
Pada aksinya, Hughes menggunakan lilin besar berwarna oranye, foto Trump, dan kartu Tarot bergambar menara. Selain itu, kata pada mantra berisi permohonan kepada Dewa Sihir aliran Wicca untuk “mengikat DT sehingga karya-karya kejinya gagal total.”
Hughes juga menjelaskan bahwa santet yang ia kirim tidak bermaksud mencederai si penerima, namun justru menolong dirinya agar tidak melukai dirinya sendiri.
Senada dengan Hughes, Mary Pat Azevedo, seorang anggota kelompok penyihir dari negara bagian Arizona, memandang ritual santet tersebut adalah bentuk ‘doa pemersatu.’
Namun aksi penyihir ini ternyata mendapatkan perlawanan dari para pendukung Trump. Joshua Feurstein, seorang pendeta Evangelis mengeluarkan ‘peringatan mendesak’ karena adanya jutaan penyihir yang mencoba mengutuk Presiden.
Selain itu, Aliansi Nasionalis Kristiani, sebuah kelompok keagamaan konservatif juga membalas tindakan para penyihir, dengan mencetuskan tanggal 24 Februari sebagai ‘Hari Doa Nasional’ untuk menangkal santet penyihir.
Dalam kegiatan tersebut, aliansi ini mendesak semua orang untuk berdoa, setiap kali para penyihir mengirimkan pesan santet lewat media sosial. "Sim salabim abrakadabra mereka tidak lebih kuat dari nama Yesus!" seru Feuerstein dalam video yang dirilis secara daring.
Situasi ini lantas menimbulkan pertanyaan spekulatif, apakah peperangan di dunia gaib ini dapat benar-benar menjadi ancaman bagi pemerintahan Amerika Serikat?
Orang bijak mengatakan, satu-satunya cara terbaik untuk menangkal santet adalah dengan tidak memercayainya dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan yang Maha Kuasa.
Namun sayangnya, sejarah Amerika Serikat tidak demikian adanya. Paling tidak telah tercatat dua presiden Amerika sebelumnya yang memercayai okultisme.
Adalah Presiden Abraham Lincoln dan Presiden Ronald Reagan yang memiliki sejarah menjadikan paranormal sebagai bagian dari kehidupan pribadi maupun kenegaraannya. Untuk cerita lengkapnya, anda boleh menyimak pada artikel.
Baca juga: Ki Gendeng Pamungkas, Ambisi Kekuasaan, dan Fenomena Paranormal Pemimpin Dunia
Pertanyaan kedua, Negara Amerika Serikat yang terkenal sangat maju dalam pemikiran, apakah masih menyimpan kelompok penyihir dalam kehidupan bermasyarakat?
Ternyata bukan hanya kelompok atau komunitas, negara ini juga mengakui secara resmi adanya Sekolah Untuk Penyihir, tepatnya di Grey School of Wizardy atau Sekolah Sihir Grey, negara bagian California.
Pertama kali dibuka pada tanggal 1 Agustus 2004, pendirinya adalah Oberon Zell-Ravenheart. Sebagai Lembaga non-profit, Sekolah ini tidak membedakan siswa yang ingin mendaftar.
Semua siswa dari seluruh penjuru dunia, gender, agama, dan ras boleh bergabung. Tidak main-main, pada tahun 2011, sekolah tersebut telah mencatat 735 siswa dari seluruh penjuru.
Sekolah ini menjadi sekolah penyihir pertama di dunia yang memiliki lisensi dan kurikulum yang jelas. Tecatat sebanyak 16 kurikulum yang tersedia bagi para peminat. Mulai dari pengenalan dan praktik sihir dasar, mistisme, ilmu pikiran, ilmu menafsir mimpi, penyembuhan penyakit, ramuan sihir, meramal, penguasaan hewan liar, ritual sihir, hingga tentunya, santet.
Nah, bagi anda yang sinis terhadap dunia gaib, mungkin ada baiknya untuk mulai waspada. Sihir dan keberadaanya telah muncul secara nyata di dunia modern.
Jika anda masih takut dan khwatir, maka saatnya untuk menentukan pilihan, yaitu menjadi bagian dari penyihir resmi atau saatnya untuk lebih giat lagi beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
SalamAngka™
Rudy Gunawan, B.A., CPS®
Numerolog Pertama di Indonesia – versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H