Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memahami Numerologi dengan Menilai Angka Secara Kualitas, Bukan Kuantitas

17 Mei 2020   08:40 Diperbarui: 17 Mei 2020   08:35 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jika anda ingin mendalami ilmu Numerologi, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah menghilangkan seluruh pemahaman anda mengenai angka, seperti yang anda ketahui sekarang."

Begitulah kira-kira kata pembuka dari penulis pada "On-Line Class: Berkomunikasi Lewat Angka, Ilmu Numerology Pythagoras" yang dilaksanakan oleh Communicasting Academy, pada hari Sabtu tanggal 16 Mei 2020.

Manusia memahami angka secara kuantitas, seluruh informasi dan pemahaman yang kita dapatkan dari angka, tidak akan pernah lepas dari nilai, pengukuran, perbandingan, dan juga perhitungan.

Akan tetapi, tanpa disadari, kita memiliki sebuah persepsi mengenai angka yang berdasarkan perasaan. Bahkan untuk satu angka yang sama, dua perasaan yang berbeda bisa saja berlaku disini.

Sebagai contoh, angka 1 yang mewakili juara kelas, tentunya akan sangat membanggakan, namun jika angka 1 diasosiasikan dengan nilai pelajaran sekolah, maka hasilnya tentu mengecewakan.

Selain itu, perasaan juga memberikan hubungan yang sangat personal dengan angka. Si Tony menyukai angka 2, untuk suatu alasan tertentu, sementara si Mandus mungkin lebih memilih angka 9, juga untuk sebuah alasan.

Tidak ada yang tahu persis apa yang mendasari kecintaan mereka terhadap angka 2 dan 9, kecuali diri mereka masing-masing. Nah hubungan angka dengan perasaan inilah yang penulis maksudkan sebagai pemahaman kualitas angka.

Dasar Pemikiran Numerologi

Numerologi Pythagoras adalah ilmu yang memahami angka dari sisi kualitas, atau yang penulis sebutkan sebagai "Energi Angka". Mungkin kedengarannya sulit, namun kabar baiknya, setiap manusia sebenarnya telah memiliki pemahamannya sendiri terhadap kualitas angka.

Mau tahu contohnya? Cobalah sebutkan arti dari angka 1. Mungkin ada yang mengatakan "kesendirian," ada juga "kepemimpinan", dan ada juga "penciptaan." Apapun defenisi yang muncul dalam benak anda, itulah yang benar, karena dalam falsafah Numerologi, pemahaman terhadap angka bersifat pribadi.

Dua Disiplin Ilmu Numerologi

Secara umum ada dua jenis Disiplin ilmu Numerologi. Memahami angka dari sisi filsafat adalah salah satunya. Contoh aplikasi ilmu ini seperti memahami dan mengartikan angka atau deret angka yang muncul disekitar kita, atau yang penulis sebut dengan "Bisikan Alam" ().

Baca juga: Bisikan Alam, Cara Memahami Pesan dari Langit

Pendekatan filosofis mengenai makna angka sebagai bahan pemikiran, mengambil contoh kehidupan atau kebijaksanaan dari sifat-sifat angka yang berlaku. Implementasinya biasanya dalam bentuk diskusi terbuka, layaknya sebuah pelajaran filsafat umum. Pythagoras (570-495 SM) adalah filsuf yang pertama kali mencentuskan hal ini.

Baca juga: Energi Angka dalam Kehidupan

Bentuk kedisiplinan ilmu Numerologi lainnya adalah pembacaan karakter berdasarkan tanggal lahir dan nama yang dimiliki. Jenis ini masuk dalam kategori "Numerologi Modern".

Ilmu ini berkembang sejak buku Numerologi pertama yang dipublikasikan oleh L. Dow Balliet pada tahun 1917 yang berjudul "The Philosophy of Numbers."

Baca juga: Balliet, Ibu Numerologi Modern, dan Uranus, Sahabat dari Indonesia

Seiring waktu berjalan, semakin banyak Numerolog yang tertarik untuk membahas kualitas angka dari pendekatan matematika. Para Numerolog meyakini bahwa rumus-rumus aljabar tidak saja menceritkan mengenai kuantitas, namun juga memiliki makna kebijaksanaan tersembunyi.

Etika Numerologi

Membaca karakter melalui Numerologi diyakini dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Caranya adalah dengan mendalami potensi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, yang kadang tidak disadari.

Dua indikator utama yang digunakan oleh para Numerolog, adalah tanggal lahir dan nama kelahiran (atau nama lengkap). Kedua indikator ini kemudian diolah dalam berbagai rumus matematika sederhana untuk menganalisis karakter dan perjalanan hidup.

Ada lebih dari 40 rumus yang dapat digunakan dalam berbagai situasi dan kondisi sesuai kebutuhan. Pada dasarnya tidak ada angka yang bagus atau jelek, semuanya bersifat datar dan apa adanya.

Menariknya dari ke-40 rumus Numerologi, tidak ada satupun yang menghasilkan angka negatif. Dengan demikian, pada dasarnya pembacaan Numerologi, tidak mengakui adanya keburukan, kemalangan, atau ancaman yang berbahaya. Kelemahan hanya dibaca sebagai potensi kelemahan yang harus diwaspadai.

Dalam berkonsultasi dengan pasien, para Numerolog sebaiknya tidak "menuduh" atau "memaksakan kehendak dalam pembacaaan.

Baca juga: Etika Seorang Numerolog

Karena meskipun manusia memiliki angka-angka yang dominan pada dirinya, namun pada dasarnya setiap manusia juga memiliki energi angka 1-9 secara lengkap. Energi-energi angka tersebut bermanisfestasi setiap saat dalam diri seseorang.

Energi positif dan negatif yang muncul dalam pembacaan Numerologi, bisa saja hilang atau muncul, bergantung pada pengalaman hidup yang telah dilalui oleh setiap orang.

Baca juga: Energi Positif dan Negatif dari Angka 

Takdir dan Nasib

Numerolog membandingkan keharmonisan energi diantara tanggal lahir (yang mewakili takdir) dan nama (yang mewakili nasib).

Takdir yang diwakili oleh tanggal kelahiran bersifat statis, sebagaimana tanggal lahir yang tidak dapat berubah, sementara Nasib yang diwakili oleh nama, bersifat dinamis yang dapat berubah seiring dengan usaha manusia dalam memperbaikinya.

Oleh sebab itu, banyak Numerolog yang meyakini bahwa perubahan nama dapat mengubah nasib. Namun bagi penulis sendiri, mengubah nama tidak lantas serta-merta mengubah nasib. Perubahan nasib harus juga dibarengi dengan usaha-usaha positif dari individu.

Baca juga: Apakah Mengubah Nama dapat Mengubah Nasib?

Ilmu Numerologi sering mendapatkan tuduhan sebagai ilmu mistis atau ilmu semu (pseudosains). Dasar tuduhan adalah karena ilmu Numerologi tidak memiliki kaidah ilmiah dalam metodologi maupun praktiknya.

Tidak masalah, karena pada dasarnya ilmu ini masih terasa awam bagi banyak orang. Penulis sendiri lebih sering menggunakan istilah "unrevealed science" (sains yang belum terungkap).

Numerologi adalah ilmu yang telah berusia ribuan tahun yang lahir dari hasil pikiran para filsuf. Para filsuf tidak berpikir layaknya seorang ilmuwan yang berpikir bahwa segala sesuatu mempunyai dasar logika yang harus dibuktikan.

Baca juga: Numerolog adalah "Para Normal", bukan Paranormal

Para filsuf, berpikir mengenai hal hal yang belum pernah dipikirkan oleh manusia sebelumnya. Namun kita harus mengingat, bahwa sampai saat ini, telah banyak hasil pemikiran filsuf yang kemudian bermetamorfosis menjadi sains.

Dalam menyikapi hal ini, saran penulis adalah sebaiknya membuka mata bahwa apa yang merupakan pseudosains 300 tahun yang lalu, mungkin saja sudah berubah menjadi sains pada zaman sekarang.

Sebagai manusia, bukalah mata, pikiran, dan hati kita terhadap berbagai ilmu, termasuk Numerologi. Meskipun kita tidak mempercayainya, paling tidak jangan langsung menghakimi bahwa ilmu tersebut adalah tahyul semata.

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun