Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karma Kelompok: Apakah Manusia Pantas Dihukum Atas Apa yang Telah Dilakukan kepada Alam?

16 April 2020   12:34 Diperbarui: 16 April 2020   12:29 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika senyuman indah adalah proses karma yang instan, dan menikmati buah mangga adalah proses yang berdurasi kurang lebih 10 tahun, adakah batasan durasi waktu yang berlaku disini?

Hukum karma bersifat universal sepanjang usia semesta itu sendiri.

Dalam berbagai agama, seluruh hutang yang belum lunas, pada akhirnya akan terbayar di akhirat pada tempat yang bernama Surga atau Neraka. Bukankah ini konsep karma?

Namun ada bagusnya juga melihat kepada konsep Reinkarnasi, bahwa jika anda tidak terlahir di Surga atau Neraka, maka sudah saatnya kita melihat adanya kemungkinan yang berasal dari kehidupan masa lalu.

Kembali ke kasus satu keluarga yang mati terbakar dalam ruko.

Nalar tidak habis terkuras, tidak ada perbuatan yang pernah dilakukan oleh seluruh korban yang pantas untuk menerima akibat yang tragis.

Mari kita berandai-andai,~

Jika, ternyata pada kehidupan yang lampau, seisi keluarga tersebut "pernah" melakukan penyerangan terhadap sebuah desa dan membakar hidup-hidup seluruh penduduk. Apakah ini bisa dijadikan sebuah alibi atas apa yang pantas mereka terima disaat ini?

Namun mengapa pantas? Apakah hukuman Tuhan? balas dendam? Atau "nasib lagi apes"?

Tidak perlu dijawab, karena pertanyaan ini akan menyentuh konsep keyakinan dan kepercayaan individu yang tak terbatas dan hanya akan menimbulkan argumentasi yang tiada habis.

Yang pasti, hukum sebab akibat adalah hukum alam yang masih penuh dengan misteri.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun