Kepada Yth;
Seluruh Umat Manusia
Pertama tama, perkenalkanlah saya mewakili seluruh keluarga besar kelelawar, menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas epidemi virus Corona, yang telah menyebar ke 35 negara, meninggalnya ratusan nyawa, dan terinfeksinya 34.000 manusia lainnya.
Hal ini belum termasuk dampak sosial, dengan berdirinya jurang pemisah atas batas sebuah negara, dampak ekonomi yang menyengsarakan banyak kehidupan, dan dampak psikologi yang menimbulkan kecurigaan diantara sesama ras manusia.
Isu yang beredar, virus Corona ini berasal dari keluarga besar kami.
Ya betul...
Kami telah hidup dengan virus ini sejak beribu tahun lamanya. Bukan hanya Corona, namun catatan genetik kami juga mengandung 137 virus lainnya, dimana 60 virus dapat menyebar langsung kepada spesies lain.
Perlu diketahui beberapa nama virus yang sudah dikenal, tapi sedikit terlupakan, seperti Ebola, Rabies, Marburg, Hendra, Nipah, SARS, MERS, juga berasal dari keluarga besar kami.
Kejadian yang menimpa kota Wuhan, di provinsi Hubei, bukanlah sesuatu hal yang baru. Sebelumnya ada beberapa negara lain juga, seperti Uganda, Malaysia, Australia, dan Bangladesh pernah mengalami model epidemi yang serupa.
Kami pernah menanyakan kepada pencipta kami, mengapa kami harus menanggung beban yang sedemikian besarnya. Menjadi berbahaya bagi kehidupan, bukanlah sebuah perkara yang mudah. Mungkin lebih baik, jika mahluk yang Bernama kelelawar, tidak pernah ada di dunia ini.
Namun sang pencipta kami dengan sabar menyampaikan bahwa, sesungguhnya kelelawar juga memiliki peranan penting bagi umat manusia dan kehidupan.
Kami dapat menyeimbangkan alam dengan cara menyebarkan benih buah, memakan serangga pembawa penyakit berbahaya, dan juga kotoran kami dapat menjadi pupuk yang bagus untuk tanaman.
Namun konsekuensinya, kami harus siap menjadi inang bagi berbagai macam virus berbahaya. Untuk itu, kami dianugrahi dengan kekebalan tubuh yang dapat menahan virus tetap hidup dalam tubuh, dan mencegahnya untuk bermutasi menjadi virus mematikan yang dapat membahayakan spesies lainnya.
Istilah Zoonosis akhir akhir ini sering diasosiasikan sebagai daftar dosa keluarga kami. Perlu diketahui, bahwa istilah yang berarti menyebarkan virus, bakteri, dan parasit dari hewan ke manusia, bukan hanya menjadi tanggung jawab kami sepenuhnya. Hewan lainnya, seperti monyet, tikus, dan anjing juga memiliki kemampuan yang sama.
Namun sebenarnya umat manusia tidak perlu merasa khwatir, karena pencipta kami telah mendesain kami sebagai mahluk yang bermuka jelek dan menyeramkan. Hal ini dimaksudkan agar umat manusia takut bertemu.
Hal ini sangat serius, sehingga pencipta kami telah mengatur sebuah iklan yang mempromosikan betapa berbahanya kami bagi umat manusia.
Sebagai hasilnya, kami cukup dikenal melalui novel Dracula Bram Stoker dan beberapa film layar lebar mengenai Vampire.
Idenya boleh juga sih, kami akhirnya terkenal dan Go-International. Yang pasti kami lebih dikenal dibandingkan dengan kawan kami sang babi, yang mendapatkan julukan si Babi Ngepet.
Iya... kami sangat tidak mengharapkan dapat berinteraksi langsung dengan umat manusia, karena keberadaan kami sebagai pengangkut berbagai macam virus mematikan.
Namun sayangnya, muka kami yang seram tidak cukup untuk membuat manusia takut. Film Vampire dan Dracula hanya tinggal tontonan semata.
Sekarang kami telah menjadi pilihan dalam menu masakan restoran. Manusia yang tidak sadar menganggap daging kami pantas dikategorikan sebagai jenis layak konsumsi.
Apakah Ayam, Sapi, Babi sudah tidak cukup sebagai hewan yang dapat memuaskan nafsu makan duniawi? Mengapa harus menambah kami?
Manusia dengan segala pengetahuannya, seharusnya paham dengan akibat sebelum menginvasi koloni kami.
Manusia dengan segala kebijaksanaannya, seharusnya mengerti dengan konsekuensi sebelum memperdagangkan kami.
Manusia dengan segala peradabannya, seharusnya mengerti dengan resiko sebelum menyantap kami.
Keluarga Besar Kelelawar telah berusaha semampunya agar virus berbahaya dalam tubuh tidak menyebar ke manusia, namun mohon maaf, apa yang terjadi di dunia saat ini sudah diluar batas kemampuan kami.
Kami tidak bermaksud menyalahkan manusia, meskipun ada beberapa oknum yang ingin balas dendam dengan menyerukan aksi genosida terhadap keluarga kami.
Yang kami inginkan, jadikanlah kami sahabat semesta. Biarlah kami hidup bebas dan melakukan tugas yang sudah diberikan oleh sang pencipta sebagai pelindung kehidupan.
Kami tidak perlu dihargai, kami hanya ingin hidup damai dalam koloni kami. Pada akhirnya, kami juga adalah mahluk hidup yang berhak berada di dunia ini.
Saat ini, saya dan beberapa kawan sedang berada di alam baka. Tidak memiliki arah dan tujuan. Surga tidak dapat menerima kami, dan neraka bukan tempat kami. Kami hanyalah serombongan kelelawar yang tak ber-Tuan.
Sekian dan Terima Kasih
Battrix
***
Sumber: I, II
***
SALAM ANGKA
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Pythagorean Numerologist
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H