Bisa saja Amir tidak mengambil profesi pengacara, dan memilih profesi penegak hukum yang lain, apakah ada yang merancangnya?
Bisa saja Amir mengambil profesi pengacara, meskipun tidak lahir dalam keluarga penegak hukum, apakah ada yang merancangnya?
Bagaimana jika seandainya penulis mengatakan, bahwa yang merancangnya adalah si Amir sendiri berdasarkan kehendak batin yang sudah dimiliki, jauh sebelum si Amir lahir di dunia ini.
Dengan kata lain, kehidupan dari masa lalu sebelum kehidupan saat ini, atau dikenal juga dengan istilah REINKARNASI.
Penulis tidak mengajak pembaca untuk serta merta memercayai konsep Reinkarnasi. Penulis hanya ingin menggelitik nalar dan mengajak pembaca untuk melihat kemungkinan yang ada.
Untuk itu, konsep Reinkarnasi jangan hanya dipandang sebagai sebuah penjelmaan atau titisan dari mahluk yang keberadaannya lebih tinggi dari manusia.Â
Mari kita memandang, bahwa konsep Reinkarnasi ini tidak lain, tidak bukan, hanya sebuah hukum sebab akibat yang berlaku secara universal. Sebab kita menjadi kita sekarang, murni akibat pengalaman masa lalu kita yang didorong oleh kehendak batin kita. Kita adalah penentu kehidupan kita.
Ada manusia yang terlahirkan miskin, ada manusia yang terlahirkan hanya 10 menit saja, dan ada juga manusia yang kelihatannya baik baik saja, namun akhirnya mati terbunuh. Apakah itu semua karena kehendak batin kita?
Iya, tentu...
Manusia yang miskin, memiliki kemungkinan karena malas bekerja, atau suka berfoya foya. Manusia yang meninggal karena penyakit, kemungkinan tidak menjaga pola hidup yang sehat. Manusia yang mati terbunuh, kemungkinan memiliki musuh yang memiliki dendam pribadi.
Jika semua kondisi tersebut tidak pernah kita alami sekarang di dunia ini, maka jika kita bisa melewati dimensi waktu, maka sudah saatnya kita melihat adanya kemungkinan yang berasal dari kehidupan masa lalu.