Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Gibran, Ilusi Keadilan dan Ironi Politik 2024

26 Oktober 2023   13:44 Diperbarui: 26 Oktober 2023   13:52 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebab itu sangat memungkinkan seorang pemimpin harus memiliki visi yang cepat dalam merespon perubahan. Dan hal itu paling mungkin dilakukan anak-anak muda. Meskipun anak muda memiliki pengalaman yang kurang tetapi ide-ide baru dan segar kebanyakan muncul dari yang muda-muda. Kelemahan anak muda ada pada kebijaksanaan yang seharusnya paling baik dan efektif ditempuh dengan pengalamannya.

Namun kembali, sayangnya anak muda yang mencalonkan itu adalah Gibran Rakabuming seorang anak presiden. Yang orang banyak menilai, ia dapat mencalonkan menjadi wapres di pilpres 2024 berkat privilage dari Presiden Joko Widodo yang merupakan bapak kandungnya sendiri.

Maka tidak heran jika presiden Joko Widodo merestui Gibran Rakabuming. Banyak orang menyebut ada "asumsi" indikasi politik dinasti, yang sudah lumrah digunakan dalam demokrasi khusunya di Indonesia ini menjadi tema yang ganjil dalam kontestasi politik 2024.

Anak seorang politikus setidaknya berpeluang besar menjadi politikus. Sebab menjadi politikus kini harus dengan modal yang kuat. Tidak semua orang dapat privilage itu. Selain ketenaran seseorang dari pejabat public yang tentu melalui endorment seperti keluarga. Faktor modal financial dalam politik di dalam demokrasi Indonesia juga sangat berpengaruh.  

Tak heran jika ada satu keluarga masuk politik dan hampir menjadi calon legeslatif semua hampir satu keluarga yakni keluargaa ketua umum partai perindo Hari Tanoe Sudibjo. Anak sekaligus istrinya ikut dalam kontestasi politik di pemilu 2024.

Maka anak muda untuk berkembang jauh dalam dunia politik selain punya kedua modal tersebut. Lewat MK tentang batasan usia calon presiden yang tetap 40 tahun dan harus menjadi kepala daerah terlebih dahulu membuat perkembangan anak muda lain di politik akan semakin sulit dan tak adil.

Artinya demokrasi yang sejatinya membuat setiap orang memiliki kesempatan yang sama. Dapat pupus jika tidak punya modal capital yang kuat. Serta memiliki orang-orang disekitar mereka yang sebelumnya telah menjadi politikus ataupun pejabat public.

Tidak heran di Indonesia. Politikus sekaligus menjadi pengusaha, yang berarti hanya pemodal yang kuat yang secara mudah menjadi tokoh-tokoh politik. Pengusaha atau pedagang yang menguasi politik juga syarat akan kepentingan dalam mengelola Negara. Itulah dilema demokrasi kapitalis yang sedang terjadi di Indonesia.

Melihat bagaimana dinasti politik yang masih ada. Factor "Privelige" politik juga berpengaruh. Modal berpolitik yang semakin mengukur nilai uang. Bahkan partai yang dikuasai oleh orang-orang itu-itu saja. Yang menggalaukan; apakah demokrasi di Indonesia akan semakin baik kedepan? Berkaca pada kasus Gibran Rakabuming, seorang anak presiden yang dicalonkan wakil presiden 2024. Notabennya Joko Widodo merupakan seorang presiden yang memperlihatkan dengan gamblang itu kepada public?

Terdegradasinya Moral Politik

Politik yang diturunkan entah kepada anak, istri dan krabat-krabat dekat lainnya. Di daerah-daerah, beberapa daerah melakukan praktik itu meski tetap suara dalam demokrasi di kendalikan oleh rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun