Apakah itu menjadi relevan jika buruh abad ke-21 ini di design sebagai pekerja kasar yang mana kecerdasan artifisial dari kerja sudah di ambil oleh system computer dan jaringan internet?
Kenyataannya antara bekerja cerdas yang sedikit mengelurkan tenaga dibanding dengan kerja keras yang banyak mengeluarkan tenaga. Ada perbedaan besar instrument yang harus di sediakannya.
Buruh-buruh bekerja keras karena mereka bukan tidak bisa bekerja secara cerdas. Bekerja cerdas artinya ia harus mempunyai instrument modal. Jika saat ini diabad ke 21 mereka juga harus mempunyai teknologi. Itu sesuatu yang tidak dapat ditawar.
"Kita dapat melihat kini buruh-buruh kasar dilapangan dimulai dari sales, teknisi dan tukang ojek sekalipun. Mereka harus menggunakan teknologi untuk bekerja. Artinya buruh modal tenaga tanpa adanya sikap adaptasi sebagi pengguna teknologi. Mereka tidak akan dapat bertahan menjadi buruh itu sendiri jika mereka statis"
Bagaimana modal dapat bekerja dan hasilnya dapat membantu nilai orang yang bermodal itu, yang mana penyelenggara teknologi sendiri dibutuhkan finansial dalam riset yang cukup dan harus dijalankan oleh ilmuan mengembangkan itu?
Bagaimanapun modal; di jaman paling kapitalis ini merupakan penggerak buruh untuk melaksanakan proyek-proyek ekonomi yang di ikat secara pasti berpenghasilan. Tetapi tidak semua yang dapat bermodal itu akan sukses jika tak memberdayakan buruh mereka juga dengan kecakapan menggunakan teknologi.
Maka semua buruh harus bertenaga mengindikasikan mereka sehat dan juga mereka harus melek teknologi supaya dapat dipakai oleh perusahaan tempat ia bekerja.
Disparitas Modal, Tenaga, dan Teknologi
Saya memang selalu mengukur bahkan melihat dan mendengar diberbagi kabar media bagaimana tidak semua hal bisa dicapai dengan ketidak sempurnaan diri manusia itu sendiri termasuk antara disparotas modal, tenaga kerja dan tekonogi.
Ilmuan asal Amerika Seriakat dengan Nasanya. Atau ilmuan China yang sudah mampu mengekslporasi Planet Mars dapat ditinggali manusia atau tidak. Masa depan sebagai bagian dari proyeksi hidup manusia, kedepan dengan bumi yang semakin hari makin mengalami kerusakan.
Mereka para ilmuan dihadapkan untuk menembus langit juga belum mampu menjangkau itu. Artinya setiap individu memiliki kapasitas diri bagaimana itu digariskan oleh sesuatu yang sudah teratur sebelumnya termasuk kaum buruh yang memang sebagai penggerak ekonomi meski jauh dari kata adil. Namun semua menikmati era kapitalisme ini dengan gagap gempita.