Saat motif tidak dipublikasikan secara gambling, memang akan menjadi seperti layangan yang tampak saja tetapi tidak di dalam permukaan. Maka dari itu motif penembakan Brigadir J, sudah harus dibuka seperti apa adanya.
Tidak perlu main perasaan, yang tidak mengenakan banyak orang. Sebab kejahatan sebagaimana ia harus tampak, supaya dapat dijadikan pelajaran dan kesadaran public yang kuat dalam memaknai sebuah kejadian apalagi hukum.
Bukankah ketika menjadi bangsa yang takut akan kejujuran akan menjadi bangsa yang juga takut berbicara kebenaran? Kepolisian, bukankah suatu institusi yang mencerahkan public bagaimana kejahatan itu dilangsungkan?
Memang dalam sebuah kasus pidana, kasus yang merugikan orang lain. Itu harus dibuka segamblang-gamblangnya meskipun itu adalah keluarga sendiri.
Pakar Hukum Pidana, Abdul Fickar mengatakan sudah seharusnya polisi tetap menjelaskan motif tersebut yakni dibalik FS kalap memerintah membunuh atau dirinya adalah pelaku demi menghindari spekulasi maupun prasangka negatif di mata public di dalam kasus Brigadir J.
Abdul juga mengingatkan pihak kepolisian untuk tetap mengedepankan transparansi. Menurutnya dengan membuka perkembangan pengusutan kasus kematian Brigadir J secara transparan dinilai sebagai langkah ideal yang seharusnya ditempuh Polri.
Tetapi dengan pengakuan Ferdy Sambo terbaru yang disampiakan langsung oleh Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi dalam jumpa pers, Kamis (11/8/2022).
Menyampaikan bawasannya alasan FS menjadi marah dan emosi menjadi otak sekaligus pelaku penembakan Brigadir J setelah mendapat laporan dari istrinya.
Kata Sambo, keluarga dan dirinya mengalami tindakan yang melukai harkat martabat yang terjadi di Magelang yang dilakukan oleh almarhum Yoshua.
Karena itu, kemudian tersangka FS memanggil tersangka RR dan tersangka RE untuk melakukan pembunuhan, untuk merencanakan pembunuhan terhadap almarhum Yoshua.
Atas pengakuan terbaru FS tersebut. Apakah mungkin hanya meluakai harkat martabat saja tidak ada sesuatu yang lain, bawasannya apa yang menjadi motif sendiri melakukan penembakan itu dan apa yang diperbuat memang sebatas emosional sesaat tanpa jelas duduk perkaranya apa?