Jawa Anies
Sebab itu dengan Anis Baswedan yang mengaku Jawa tulen atau orang Yogjakarta asli, saya kira itu tidak salah. Dan memang dirinya lahir di Jawa, besar di jawa, makan-makanan orang jawa khsusnya gudeg Yogyakarta.
Meski leluhur jauhnya bukan jawa melainkan arab. Tetapi ya dia betempat tinggal dan lingkungan hidupnya orang jawa. Menyebut dirinya jawa tulen atau orang jawa sah saja.
Begitupun jika orang jawa di arab, lahir di arab dan dikebumikan di arab juga. Mengaku orang arab pun yang bisa saja dan tidak salah. Akan tetapi dengan budaya aku-mengakui sudah menjadi hal biasa. Orang jawa ngaku arab pun banyak.
Bukankah bahasa ana, ente itu bahasanya orang arab dan banyak diakui bahasa pergaulan mereka yang pakai kata ente dan ane meski mereka orang jawa yang inginya ke arab-araban?
Ya itu dapat dikatakan ngaku-ngaku orang Arab meski orang jawa pakai Bahasa arab. Selain itu orang-orang Jaksel atau Jakarta selatan, biasa mereka campur-campur itu Bahasa inggris dan indonesia.
Toh, mereka ya tetap saja mengakui beringgris itu memang kebarat-baratan. Tetapi mereka tidak merasa orang inggris dan ngaku dari barat pun, ya apa salah pengakuan itu sah-sah saja.
Soal pengakuan diri sepeti apa. Tinggal bagaimana yang diminta mengakui saja setuju atau enggak, tapi ya dengan Bahasa, suku dan lain sebagainya terkait identitas manusia itu sendiri.
Hari ini kita ini menjadi penduduk global yang bisa bertukar budaya, bahasa, adat-istiadat, sudah biasa itu.
"Orang jawa pakai jubbah kaya orang arab biasa. Orang barat pakai blangkon dan batik kaya orang jawa, biasa juga. Seharusnya pengakuan terhadap orang mana tulen juga yang tidak masalah, kita penduduk global saat ini".
Bicara indonesia dengan begitu banyaknya suku, bahasa dan lain sebagainya. Saya kira bukan lagi hal relevan jika di jadikan isu dan pembicaraan public antara satu mengakui yang lain.