Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Merasa Miskin dan Aktif Merokok Itu

2 Agustus 2022   18:50 Diperbarui: 10 Agustus 2022   06:09 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak peduli malah dengan keduanya itu mungkin yang akan menjadi sikap saya. Mau merokok atau tidak itu urusan masing-masing. Begitu juga dengan kelakuan yang lain-lain.

Disini saya menganut liberalisme pribadi, yang mengedepankan cuek saja tentang apapun tingkah manusia lain, yang penting yang dirugikan diri mereka sendiri. Sebab mengapa demikian saya mempunyai sudut pandang pada rokok itu?

Rokok dan Kebudayaan

Seperti diketahui bersama dan itu bukan lagi dihadapkan pada rahasia umum. Rokok di Indonesia sudah menjadi bagian dari budaya itu harus sama-sama kita sadari dan akui eksistensinya.

Alasan rokok telah membudaya sendiri di dalam masyarakat kita. Rokok terkadang menjadi tolak ukur pertemanan, menutup rasa pekiwuh dari pada ngasih uang mending ngasih rokok jika ada teman yang ikut membantu pekerjaan kita.

Oleh karena itu sebagi orang yang moderat dalam gaya hidup, saya pun memakluminya. Karena itu kadang kala saya juga masih merokok sesekali untuk melebur dengan kebudayaan.

"Ya bagaimana gak saya merokok sesekali jika memang dikasih jatah misalnya dikasih teman. Rokok juga rezeki, ya saya terima saja. Namun kadangkala saya jual kembali juga rokok itu bila dijatah tergantung mood atau enggak saya mau merokok"

Tetapi biasannya saya merokok, tetapi tidak secara buta saya aktif merokok. Sebab saya sendiri merasa miskin, yang masih butuh uang untuk kebutuhan prioritas lain dalam hidup.

Saya yang masih lajang butuh biaya menikah jika nanti ada yang mau saya ajak nikah, buat rumah untuk anak-anak kelak, yang pasti uang tetap ada gunanya juga kok meski kita tak punya kebutuuhan itu.

Bayangkan jika kita berpikir pensiun dan umur kita panjang, sudah pasti kan menjadi tua sendiri kita tidak akan bisa tolak. Bukankah akan sangat berarti uang rokok kita untuk uang pensiun nanti ketika kita sudah tidak bisa bekerja produktif mengahsilkan uang?

Rasional akan Rokok   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun