Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pernikahan Abad ke-21 Taruhannya Besar

22 Juni 2022   11:34 Diperbarui: 10 Juli 2022   08:24 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: okezone.com

Kenyataannya dunia sudah memberi ruang lintas gender untuk berdaya secara ekonomi yang itu pula membuat setiap orang berdaya dan kemungkinan bisa tidak saling menggantung satu sama lain termasuk dalam institusi pernikahan.

Tetapi berdaya ekonomi saat ini dengan pengahsilan yang semakin kesini di tengah fenomena abad ke 21 ini, inflasi yang tinggi membuat nilai uang sebagai insrtrumen ekonomi juga akan sangat berpengaruh pada eksistensi pernikahan dan bangunan rumah tangga yang harus dipenuhinya sebagai kebutuhan hidup.

Terlihat jelas dengan menyempitnya ruang sumber daya, bangunan pernikahan dan rumah tangga, orang berpikir masak-masak ketika akan mempunyai anak yang banyak itu gejalanya sudah terasa, yang mana sudah bergeser ungkapan banyak anak banyak rejeki menjadi kesluitan ekonomi.

Dimana tantangannya jelas jika pendapatan akan uang untuk pemenuhan ekonomi tidak sebanding diabad ke 21 ini. Kualitas hidup keluarga akan minim dalam pemenuhan kebutuhan termasuk hunian, kesehatan, dan pendidikan, yang akan sulit di akses dengan semakin tingginya nilai harga akan pemenuhan kebutuhan itu untuk menunjang berumah tangga.

Alasan lain menikah di abad ke- 21 taruhannya besar adalah ketika kita menikah dalam keadaan miskin, sedangkan akselerasi hidup akan modal yang sulit untuk menaikan taraf ekonomi keluarga. Membuat ketika kita tidak sadar akan pernikahan itu, bagaimana upaya membangun  rumah tangga kedepan, hanya akan mewariskan generasi keluarga yang berkualitas rendah dan miskin.

Maka dalam keluarga dibutuhkan kemakmuran untuk menopang bagaimana hidup itu akan semakin baik. Jika akomodasi akan hidup itu tidak terpenuhi dan bahkan kurang, itu akan menjadi masalah besar dalam sebuah generasi keluarga di masa depan.

Mungkin sebagai contoh kebutuhan akan rumah yang saat ini harganya sangat mahal dapat menjadi baro meter ketika saat ini kita membangun keluarga. Dengan hunian untuk keluarga itu masih sewa akan memperbesar generasi kita juga akan melakukan hal yang sama. Karena jelas harga rumah kedepan semakin tak terjangkau, tidak berimbang dengan nilai angka pendapatan yang ada dari pemenuhan ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun