"Pasti akan ada hutang generasi, dimana generasi sebelumnya membeck up generasi sekarang dan generasi sekarang juga berkontribusi membeck up kebutuhan generasi sebelumnya itu adalah roda kepastian hidup itu, yang mana kesempatan kaya tua itu hal yang sulit diwujudkan saling gali lubang tutup lubang untuk generasi".
Belum dengan membangun keluarga ketika kita masih miskin, yang mana kita akan membawa istri pada kemiskinan dan juga anak "jika ada" ikut miskin. Saya membayangkan ketika kebutuhan hunian "rumah" saja oleh keluarga tidak terpenuhi dan saat ini masih sewa, bukankah dengan  pendapatan yang minimum selamanya hunian tidak dapat terjangkau, memungkinakan anak kedepan juga kasusnya akan sama tetap sewa rumah tidak dapat membeli rumah?
Itulah dasar-dasar yang mungkin akan terjadi kedepan bahwa kemiskinan structural itu teridetifikasi akan sangat mungkin terjadi. Itulah mengapa saya yang sudah bekerja saat ini dengan adanya penghasilan; berpikir bagaimana mempersiapkan finansial untuk hidup adalah priortas utama sebelum menikah dan membangun keluarga.
Menikah sesiapnya tidak berpatokan umur tetapi nilai finansial yang ada dan terkumpul selama lajang untuk menjemput jodoh dan membangun kelurga saya kelak.
Semakin tua dan saya semakin di sadarkan oleh realitas, saya semakin hati-hati dalam menetukan keputusan hidup dan tidak mau ceroboh mengikuti hawa nafsu yang sesaaat itu, bahwa pernikahan dan membangun keluarga, perlu persipan yang matang secara finansial dan mental.
Jika tidak sadar akan hal itu tentang pernikahan, resikonya akan sangat besar yang akan berbuah pada dosa mewarisi kemiskinan structural bagi generasi kita kedepan.
"Bagaimanapun kemiskinan itu merupakan siksaan bagi setiap generasi, yang mana karena kemiskinan akselerasi hidup itu sangat tipis dan sulit sekali berkembang menjadi lebih baik. Kebutuhan pendidikan, kesehatan dan lingkungan hidup yang layak bagi generasi semua itu dibutuhkan kekayaan atau cukup finansial dalam mengakses itu".
Inilah pekerjaan rumah bersama diri kita sendiri bahwa tantangan hidup kedepan akan semakin sulit dengan harga-harga kebutuhan yang naik. Maka dari itu kita harus beprikir dan bertindak untuk memecahkan solusi kehidupan bersama ini, yang tengah menjadi isu bukan hanya generasi saat ini tetapi lintas generasi memberikan sara hidup terbaik untuk kita dan siapapun nanti yang akan menjadi pewaris generasi kita. Â Â
Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H