Maka dengan terangnya pilkada DKI Jakarta yang akan dilaksanakan pada tahun 2022 nanti.
Bukankah dengan apa yang diucapkan oleh Ali Lubis sendiri meminta Anies Baswedan mundur dari jabatannya, itu bisa jadi tidak mengungtungkan Anies Baswedan di pilgub 2022?Â
Sebab sebelumnya Gerindra juga merupakan partai pendukung Anies Baswedan di 2017 lalu?
Atukah dengan sikap Ali Lubis ini, apakah dapat dikatakan sedari awal bawasannya Gerindra sendiri akan bermanufer politik, tidak lagi mendukung Anies Baswedan di pilgub Jakarta 2022 nanti?Â
Saya memang tidak mengerti pasti akan itu, tetapi mungkin saja itu adalah indikasi awal bawasannya bukan tidak mungkin di pilgunb 2022 Partai Gerindra sendiri sudah menyiapkan kadernya mengikuti pilgub 2022 nanti.
Sebab dengan terangnya pilkada akan dilaksanakan tahun 2022 termasuk Jakarta sendiri, Peneliti Senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfarabi memprediksi bakal banyak tokoh politik  bermunculan 'mencari panggung' demi meraih simpati masyarakat terutama di DKI Jakarta.
Namun sikap lain sendiri secara tegas ditunjukan partai gerindra oleh Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, Syarif yang memastikan partainya mendukung Anies Baswedan sampai masa jabatan sebagai gubernur DKI berakhir setelah pernyataan mundur untuk Anies Baswedan disampaikan oleh Ketua DPC Gerindra Jakarta Timur Ali Lubis.
"Dukungan itu saya pastikan akan tetap sampai selesai masa jabatan duet Anies-Ariza berakhir," kata Syarif dikutip CNNIndonesia.com, Selasa (26/1)".
Sebagai sama-sama partai pendukung Anies Baswedan di pilgub 2017, PKS juga turut menyoroti  pernyataan Ketua DPC Gerindra Jakarta Timur Ali Lubis yang meminta Gubernur Anies Baswedan mundur dari jabatannya.
Melalui Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS DKI Jakarta Abdul Aziz menilai pernyataan  Ali Lubis yang meminta Gubernur Anies Baswedan mundur dari jabatannya merupakan suatu hal yang tidak etis.
"Kalau saya lihat, pemda kan terdiri dari dua jabatan politik. Ada Pak Anies dan Pak Riza. Pak Riza ini kan sebagai wagub dari Gerindra. Jadi saya pikir kurang etis mengkritik kinerja gubernur, di saat wakilnya juga satu partai dengan beliau," kata Aziz dikutip CNNIndonesia.com, Selasa (26/1).