Menjalani hidup sendiri nyatanya adalah citra dari adanya kesengsaraan dan kebahagiaan, mati dan terlahir kembali, serta penderitaan yang sebenarnya datang dari ilusi-ilusi pikiran yang manusia itu sendiri buat untuk kehidupannya. Â
Setiap manusia terlahir secara pasti punya makna dari yang maha kuasa yang menciptakannya. Tanpa ada sebuah tujuan dari penciptaan manusia itu sendiri, mungkin kita sebagai manusia tidak pernah akan diciptakan oleh Tuhan.
Untuk itu dengan sikap-sikap manusiawi yang kita punya, ketertarikan pada nafsu tubuh, godaan pikiran, dan semua yang menjadi suatu ganjalan hidup antara bahagia dan duka nestapa.
Seringkali setiap kejadian pada diri manusia yang paling utama haruslah disadari mengapa semua itu terjadi dalam hidupnya sendiri. Ibarat hidup adalah penderitaan, dimana mimpi yang hancur, harapan yang sirna, nasib yang buruk, hidup yang memperhantinkan.
Tidak lain untuk diambil sebuah pelajaran bawasannya semua bentuk derita dan nestapa pada rasa itu sendiri, yang dirasakan oleh manusia adalah sarana kebangkitan spiritual manusia untuk menyadarkan arti menjadi manusia itu sendiri.
Karena dalam keadaan terpuruk, gagal, dan tidak diterima oleh hidup itu sendiri, sudah dipastikan cahaya-cahaya pengetahuan akan masuk untuk menunjukan dimana sebauh letak kesalahan dari hidup itu sendiri. Lalu mengajarkan umat manusia untuk lebih baik dalam menjalani dan memperjuangkan hidupnya dalam sebuah kebenaran sebagai manusia itu sendiri. Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H