Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jika Pilgub DKI 2024, Karier Politik Anies Gurem?

14 Januari 2021   06:17 Diperbarui: 14 Januari 2021   06:42 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Tempo.co

Tidak dipungkiri, keberhasilan dalam politik sendiri salah satu yang mempengaruhi adalah momentum. Kita tahu bagaimana kisah dari merdekanya indonesia dari penjajahan Jepang dan Belanda.

Tentu yang mempengaruhi kemerdekaan itu juga adalah momentum, pada saat Jepang takluk pada sekutu dan ada kekosongan pemerintahan, indonesia mendeklarasikan dirinya merdeka.

Maka dari itu, mungkinkah momentum sendiri dapat mempengaruhi karir politikus atau orang-orang yang berkecimpung di dunia politik dalam mengarungi dunia politik untuk mencapai jalan kesuksesan?

Saya kira tentu sangat bisa dan rata-rata politikus dapat berhasil "berpolitik" salah satunya karena bersamaan dengan momentum yang saling mendukung satu sama lain.

Untuk itu, lagi-lagi berkaca pada kesuksesan presiden Joko Widodo, yang dapat dijadikan sebuah barometer bagaimana kesuksesan politikus, yang salah satu faktor terbesar mempengaruhinya adalah momentum.

Bukan apa pada saat itu, popularitas Jokowi sebagai Walikota Solo sangat dikenal publik dengan kesederhanaan kepemimpinannya. Sebab pemimpin sederhana dan merakyat sendiri masih dipandang langka oleh publik.

Ditamabah setelah walikota Solo, Jokowi menjadi gubernur DKI Jakarta, di situlah momentum terbaik Jokowi nyalon presiden indonesia. Dan bukankan Jokowi berhasil menduduki jabatan presiden selama dua periode?

"Momentum dalam politik sendiri merupakan dewi fortuna atau keberuntungan yang akan mensukseskan para politikus. Sebab apapun dipengaruhi pada saatnya jika keadaan tersebut mendukung".

Maka dalam berpolitik karena dipilih, faktor keberuntungan adalah hal utama yakni beruntung sebagai politikus yang sukses karena dipilih masyarakat.

Untuk itu berbicara pemilihan umum sendiri, dimana pilgub DKI yang saat ini ramai diperbincangkan di media Indonesia menyusul aksi blusukan yang dilakukan oleh Tri Rismaharini sebagai Mensos ke kolong jembatan Jakarta (28/12/20) lalu.

Apakah benar pilgub Jakarta sendiri direncanakan oleh KPU digeser waktunya jadi serentak di 2024? Untuk itu menarik jika memang benar 2024 baru dilakukan pemilihan gubernur DKI Jakarta. 

Maka bagaimanakah nasib karir politik Anies Baswedan jika pilgub DKI dilakukan ditahun yang sama dengan pilpres yakni 2024?

Sedangkan Anies Baswedan sendiri digadang-gadang sebagai capres potensial 2024? Jika 2024 dilakukan bersamaan antara pilgub DKI dan pilpres, manakah yang seharusnya dipilih Anies Baswedan?

Komisioner KPU, Pramono Ubaid Tanthowi sendiri menjelaskan, untuk mengakomodir keperluan Pemilu Serentak 2024, tidak akan ada Pilkada di 2022 dan 2023. Aturan tersebut tertuang dalam Pasal 201 UU Nomor 10/2016 terkait Pilkada serentak 2024.

Meski begitu, masa jabatan kepala daerah hasil Pilkada 2017 dan 2018 tidak akan diperpanjang. Mereka akan berhenti pada 2022 dan 2023.

Sedangkan untuk mengisi kekosongan, akan diangkat penjabat kepala daerah alias Pj sampai pelaksanaan Pemilu Serentak 2024. "Bukan Plt (pelaksana tugas). Tapi, penjabat atau Pj," ujar Pramono dikutip rmco.id (27 Juli 2019).

Maka dari itu Anies Baswedan yang masa jabatannya berakhir 2022, jika nantinya pilgub dilakukan 2024, dirinya selama dua tahun akan menjadi warga biasa.

Hal ini beda dengan Jokowi yang saat menjelang Pilpres 2014, dia masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Sehingga Jokowi masih bisa menggunakan panggung Jakarta menuju Istana.

Jika pilgub DKI Jakarta 2024, tentu takdir politik Anies Baswedan akan lain lagi. Saat masa jabatannya berakhir 2022, Anies Baswedan tak bisa lagi menggunakan panggung Jakarta menuju Istana. Karena Jakarta pasca Anies Baswedan hanya akan dijabat oleh penjabat gubernur (Pj).

Memang jika pilgub DKI dan pilpres dilakukan di tahun yang sama di 2024, tentu kerugian sendiri bagi Anies Baswedan. Sebab dirinya harus memilih salah satu mana yang akan dirinya pilih mengikuti kontestasi itu antara pilpres atau pilkada DKI.

Sebab di pilpres sendiri Anies Baswedan juga memiliki elektabilitas yang cukup bagus dan potensial nyapres 2024 meski elektabilitasnya masih kalah jauh dengan Ganjar Pranowo dan Prabowo saat ini.

Pada survei terbaru Voxpopuli Research Center dilakukan pada 26-31 Desember 2020. Dalam survei ini elektabilitas Prabowo Subianto yang sempat turun dari 18,6 persen pada Juni 2020 menjadi 17,1 persen pada Oktober 2020, kini naik menjadi 18,9 persen.  

Di sisi lain, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus mengalami kenaikan, dari 15,6 persen pada Juni 2020 menjadi 17,6 persen pada Oktober 2020, dan kini naik lagi menjadi 18,5 persen. Sementara elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedandari 9,4 persen tersisa hanya 7,7 persen.

Tetapi angin segar sendiri datang dari munculnya gugatan oleh pegiat pemilu seperti Perludem ke MK. Pilgub DKI dijadwalkan KPU digelar pada November 2024 serentak dengan pilkada lain. Perludem mendorong agar Pilgub DKI bisa diselenggarakan pada tahun 2022.

Untuk itu dengan sudah dibentuknya undang-undang dalam pemilu serentak oleh KPU, mungkinkah tetap akan dilangsungkan pilgub DKI pada tahun 2024? Dengan Anies Baswedan yang menjadi warga biasa jika pilgub dilakukan 2024 selama dua tahun pasca 2022, mungkinkah karir politik Anies Baswedan akan Gurem baik di pilpres atau dipilgub DKI karena dirinya hanya warga biasa yang tidak punya keterkaitan dengan politik secara langsung?

"Seperti diketahui Gurem sendiri adalah istilah yang digunakan di dunia perpolitikan Indonesia untuk menyebut partai-partai dengan perolehan suara kecil dalam pemilihan umum legislative".

Maka "Gurem" atau tidaknya karir politik Anis Baswedan itu adalah pekara dari simpatisan Anies Baswedan itu sendiri dalam mendukung pribadi Anies Baswedan. Selama ini memang Anies digadang-gadang potensial capres, dirinya juga sempat tranding di medos dengan #aniesforpresidenri2024 beberapa bulan lalu.

Tetapi kembali lagi ketika Anies Baswedan tidak punya ikatan jabatan politik, tentu sepak terjang dalam berpolitik itu sendiri akan macet, yang membuat dirinya akan jarang tampil di publik karena menjadi warga biasa.

Begitupun nanti jika pilgub DKI dibarengkan ditahun yang sama dengan Pilpres 2024, Anies Baswedan sebagai warga biasa selama 2 tahun tentu bisa saja namanya hilang dari radar pilgub DKI dan juga capres 2024 karena tidak lagi menjabat jabatan public.

Maka dari itu jika pilgub DKI dan pilpres dilakukan di tahun yang sama yakni 2024, tentu akan menyulitkan karir politik Anies Baswedan dan bukan tidak mungkin ketika nanti elektabilitas nyapres semakin turun Anies tidak diperhitungkan lagi di pilpres 2024.

Begitu juga di pilgub DKI, ketika Anies Baswedan nganggur 2 tahun, pun jelas akan kalah dengan cagub-cagub potensial lain yang mungkin dapat dengan mudah membangun citra lewat jabatan politik seperti Tri Rismaharini, yang mungkin yang diisukan akan bertarung di pilgub DKI berikutnya.

Namun kembali, jika 2024 menjadi tahun dilangsungkannya pilpres dan pilgub DKI, disitulah loyalitas pendukung Anies Baswedan di uji keloyalannya mendukung Anies Baswedan apapun langkah politiknya nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun