Kau adalah yang berharga itu, aku mungkin tidak akan mampu menjawab harapanmu. Aku sendiri akan menghacurkan harapanku sendiri.
Aku yang hidup bersama gairah, melampaui batasku sendiri, sesungguhnya aku ingin menghancurkan sang aku dalam hidupku.
Egoismeku selama ini, kesalahan-kesalahan yang pernah aku buat sendiri yang akhirnya menghancurkan segalanya. Ingin aku tasbihkan bersama syair ini yang mampu menenggelamkan diriku bersama suara rintik hujan malam ini.
Buatlah hidupmu bahagia dengan anganmu, mungkin akulah penganggummu dengan sejuta impian semu untuk mampu membahagiakanmu.
Penyair mungkin hidupnya harus terus merana dalam batinya sendiri, untuk mengurai waktu hidupnya. Kata-katanya tidak lain adalah kesadaran baginya, bawasannya semua merupakan terapi untuk selalu menguatkan hidup.
Pada waktunya, pengalaman akan hidup dalam kenistaan diri, bertahan, dan terus mempertahankan hidup, sang aku pasti akan habis pada waktunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H