Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bawa Semangat Gus Dur, Menag Yaqut Lindungi Ahmadiyah dan Syiah

25 Desember 2020   12:21 Diperbarui: 25 Desember 2020   13:20 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: foto Humas Kemenag

Dalam perombakan kabinet menteri sebagai pendukung ide-ide presiden jokowi dalam membangun Negara Indonesia, memang dibutuhkan konsep dari bagaimana mendukung pekerjaannya tersebut.

Perombakan mentri sendiri oleh Jokowi yang dilantik pada (23/12) lalu, dimana ada 6 mentri yang dirombak oleh Presiden Jokowi menjadi catatan tersendiri.

Maka yang menarik sdari permobakan mentri bagi saya adalah masuknya Yaqut Cholil Qoumas ketua GP Ansor menjadi mentri Agama menggantikan Fachrul Razi.

Seperti diketahui orams GP ansor adalah sayap organisasi besar NU atau Nahdatul Ulama. Reputasi NU sebagai ormas besar belatar belakang agama di Indonesia dipahami sebagai oramas isalam yang moderat, dimana unsur nasionalisme juga menjadi bagian dari organisasi NU.

Salah satu tokoh NU yang dikenal moderat dan tinggi akan toleransi dalam keberagamaannya yakni Gus Dur, dimana sisi Humanitas menjadi arah utama dari berbagai pemikirannya menanggapi perbedaan Agama yang ada di Indonesia.

Untuk itu menjadi hal menarik dari Yaqut Cholil Qoumas saat dirinya diangkat sebagai Mentri Agama, ia membawa semangat tokoh NU itu, yang juga mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam memimpin Kementerian Agama.

Saya sendiri berpendapat, sangat tepat jika memang Yaqut Cholil Qoumas mengusung semangat Gus Dur dalam menanungi kementrian agama mengingat sisi toleransi Gus Dur yang besar bagai keberagaman yang ada di indoneisa.

Seperti diketahui Gus Dur merupakan tokoh nasional dengan toleransi beragama tinggi. Tidak hanya itu gus dur juga dikenal toleran pada ide-ide politik. 

Salah satu contohnya adalah terbukanya pada suara-suara masyarakat yakni pada masyarakat papua dimana saat itu masih bernama irian jaya dan memperbolehkan bendera Bintang kejora untuk dikibarkan asalkan lebih rendah dari merah putih. 

Di masa kepemimpinan Gus Dur sendiri, Indonesia juga mengakui agama Konghucu menjadi agama resmi pemerintah. Selain itu dengan kerendahan sikap akan toleransinya yang tinggi pada perbedaan figuritas Gus Dur juga dapat diterima lintas agama bahkan lintas ideology politik yang ada di indonesia.

Menanggapi itu Yaqut yang terinpirasi dari semangat toleransi yang menjadi sikap Gus Dur, dirinya tidak ingin bila kementrian agama yang dipimpinnya menjadi contoh toleransi yang buruk antar umat beragama yang ada di Indonesia.

Selian itu kemenag menurut Yaqut juga harus bisa menjadi cermin bagaimana perbedaan tidak dijadikan sebuah hambatan saling bermusuhan satu sama lain sesame warga negara.

Yaqut sendiri mengatakan bawasannya mereka yang bukan saudaramu dalam iman, tapi saudaramu dalam kemanusiaan. Ini contoh toleransi tingkat tinggi yang harus jadi teladan dalam mengemban Kementrian Agama.

Untuk itu dalam upaya mengankomodir berbagai perbedaan baik agama maupun minoritas kelompok berbasis agama sendiri.

Sebagai gebrakan baru dalam pekerjaannya sebagai Menteri Agama yang baru Yaqut Cholil Qoumas menyatakan pemerintah akan mengafirmasi hak beragama warga Ahmadiyah dan Syiah yang selama ini terdiskriminasi di Indonesia sebagai langkah awal afirmasi pada minoritas.

Seperti diketahui para pengungsi Syiah di Sidoarjo dan kelompok Ahmadiyah di Mataram mengalami persekusi oleh kelompok Islam 'berjubah'.

Menurutnya langkah dari kementrian agama yang dipimpinnya  akan memfasilitasi dialog menjembatani perbedaan beragama selama ini. Yaqut tidak ingin ada kelompok beragama yang terusir dari kampung halaman mereka  sendiri karena perbedaan keyakinan.

Senada dengan itu, Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra menanggapi adanya kepemimpinan baru di kementrian Agama. Dirinya menyarankan agar pemerintah melalui kementrian Agama mengafirmasi kelompok minoritas.

Azyumardi sendiri menyampaikan padangannya tersebut  secara daring pada forum Professor Talk Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, Selasa (15/12).

Tidak hanya itu, menurut Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, yang sangat perlu diafirmasi terutama bagi mereka yang memang sudah tersisih dan kemudian terjadi persekusi dilingkungan masyarakat.

Selama ini menurut Azyumardi, afirmasi minoritas sendiri kurang diberikan pemerintah indonesia terhadap kelompok minoritas. Salah satunya adalah ada ketidakbebasan saat pemeluk agama minoritas medirikan tempat ibadah.

Sebagai contoh menurut Azyumardi dan terjadi saat ini di wilayah yang mayoritas Kristen, itu Katolik susah bikin gereja. Yang mayoritas Katolik, orang Kristen juga susah untuk membangun. Begitu juga dengan minoritas-minoritas agama lain.

Salah satunya contoh adalah pembangunan pura di bekasi yang ditolak oleh warga sekitar di Desa Sukahurip, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi 2019 silam. warga menolak dengan memasang sejumlah baliho di lokasi tersebut

Untuk itu dengan segudang permasalahan beragama yang ada di Indonesia, mungkinkah oleh kepemimpinan mentri Yaqut di kementrian agama sendiri dapat menjawab tantangan-tantangan beragama yang ada di Indonesia saat ini?

Dalam keterangannya Yaqut Cholil Qoumas sendiri tak mau agama menjadi aspirasi. Agama, menurutnya adalah sumber inspirasi. Bukan aspirasi yang dijadikan alat kepentingan politik kelompok tertentu.

Yaqut Cholil Qoumas juga berkomitmen ingin agama dikembalikan menjadi instrumen resolusi konflik atas semua persoalan dan menolak agama dijadikan  sumber konflik dan perpecahan antar warga negara.

Saya kira jika memang  Yaqut Cholil Qoumas konsisten semangat Gus Dur menjadi daya kerja prioritas kemenag, Yaqut sebagai mentri baru akan dapat mengatasi konflik-konflik beragama saat ini di Indonesia menjadi lebih baik dengan sikap toleransi dan sadar akan hak beragama masyarakat.

Sebab menurut saya, agama sendiri harus mencerimkan kemanusiaan dan toleran pada prinsip hidup masing-masing manusia apapun latar belakang dari agama apapun dan tidak terkecuali siapapun yang memeluk agama tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun