Salah satu ungkapan dari psikolog Gordon Alport terkait dengan pengembangan individu kepribadian manusia. Salah satu ciri kedewasaan adalah mampunya manusia itu sendiri dalam memotivasi dirinya sendiri.
"Maka dari itu ketika manusia tidak mampu memotivasi dirinya sendiri, dipastikan oleh Gordon Alport bawasannya manusia itu belum dikategorikan sebagai manusia dewasa".
Tentu saat berbicara kedewasaan, banyak dari norma-norma yang berlaku dimasyarakat, yang dewasa hanya dianggap sebatas masalah umur.
Namun pada dasarnya dewasa tidaklah sesederhana itu. Sebab kematangan kepribadianlah yang menjawab dewasa atau tidaknya manusia.
Dewasa pada hakekatnya tidak peduli dengan umur, asalkan emosi sudah matang, mampu mengendalikan diri, dan mampu menyadari dirinya sendiri, disitulah kedewasaan yang sehat secara mentakl dapat diwujudkan oleh manusia.
Untuk itu sebagai pribadi manusia, kenyataannya banyak sekali dihadapkan pada hal-hal yang paradoks dalam menjalani hidup. Tidak dipungkiri semua manusia punya sisi egoisme yang menjadi dasar untuk hidup.
Egoisme merupakan watak dari kedirian yang dominan, mementingkan diri sendiri sebagai obyek yang harus diakui.
Tetapi, mungkikah dari sekian banyak preferensi pergaulan sosial, obyekivikasi diri merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk hidup manusia?
Tidak dipungkiri semua orang punya sisi dimana dirinya dapat menonjol, yang pasti tidak semua manusia dapat sempurna seperti halnya semua yang diciptakan, tidak ada yang komplit sebagai sebuah kumpulan mahkluk yang sempurna.
Mungkinkah sebagai kadar dari sisi egois diri kita, mempersepsikan orang lain harus sesuai dengan diri kita dalam menjalani hidup? Apakah kita tidak akan mungkin kecewa dengan berkehendak atas kesesuaian yang hanya ingin benarnya diri?
Sebab manusia sendiri diciptakan untuk hal yang berbeda. Maka hanya kesadaran akan sikap kedewasaan dapat menerima sesuatu yang berbeda. Disitulah dapat dikatakan sebagai pribadi yang sudah cukup dewasa.
"Karena hidup sendiri tidak lepas dari dinamika-dinamika, bahkan sesuatu yang dapat membuat diri kita kecewa, tentu pada hal yang mungkin saja tidak pas dengan kehendak kita sendiri".
Namun rasa kecewa, sedih, dan segala bentuk perasaan yang ingin kita ungkapakan sebagai sebuah kenyataan.
Manusia juga tidak lepas dari keadaannya sendiri. Maka hal normal jika manusia merasakan semua itu. Sesuatu yang membuat mereka "manusia" merasakan penderitaan yang tidak diinginkan sesuai dengan keinginan dirinya.
"Ajaran Buddha sendiri mengatakan, jika memang ingin hidup tenang, merasakan batin yang nyaman, kubur dalam egoisme dan menyadari bahwa keinginan dari pikiran yang sebenarnya telah membuat suatu penderitaan bagi hidup manusia".
Namun kembali manusia adalah makluk yang punya emosi, hidup digerakan pada gairah-gairah yang dipengaruhi oleh pikiran-pikirannya sendiri untuk hidup.
Maka dari itu dinamika-dinamika hidup senyatanya memang harus dirasakan dalam menjadi "hidup" itu sendiri bagi manusia.
Bawasannya semua segala bentuk penderitaan akan sesuatu yang dibuatnya sendiri termasuk kecewa, suntuk, dan harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang menjadi penderitan.
Untuk itu "penderitaan" yang dirasakan manusia sebagai bagian dari kehidupan, haruslah dijadikan motivasi dan pelajaran untuk hidup manusia lebih baik.
"Pada kenyataannya jika memang sebuah penderitaan yang sedang dirasakan sebagai bagian dari kehidupan itu disadari oleh manusia, ia bukan saja akan menguatkan hidup, tetapi mengarahkan pada hidup yang bahagia dan sehat mentalitasnya".
Dalam penderitaan hidup, disitu manusia sendiri ditutut untuk menyadari hal apa yang membuat dirinya menderita. Kemudian bagimana manusia itu dapat keluar dari hal-hal yang memberatkan jalan kehidupannya sendiri, yang sebenarnya manusia ciptakan sendiri. Â Â
Penderitaan manusia sebagai jalan dari kedewasaan yang membangkitkan hidup memang jika dirasakan ada relevansi yang mendasar. Bawasannya manusia dapat melaju lebih baik karena ada keadaan yang tidak diterima hidupnya seperti penderitaan yang dirasakan.
Dengan itu, mungkinkah penderitaan bagi manusia harus dihindari walaupun setiap manusia sangat mungkin menderita? Setiap bentuk penderitaan adalah tantangan entah apapun yang menjadi dasar penderitaan hidup manusia itu.
Pada kenyatannya dengan penderitaan, manusia dapat mengintrospeksi dirinya sendiri dengan selalu berpikir, apa yang menjadi masalah dalam hidupnya dan apa yang harus terus untuk diperbaiki.
Seperti apa yang diucapkan oleh Gordon Alport, pada saat diri manusia sendiri sadar akan dirinya berarti dapat dikatakan bahwa manusia tersebut telah matang dalam kepribadian "dewasa".
Selain itu kedewasaan menurut Gordon Alport sendiri yakni mampunya manusia ambil bagian pada kegiatan-kegiatan social, dan mempunyai filosofi hidup dimana manusia harus tahu tujuan-tujuan hidupnya untuk apa hidup didunia ini.
Untuk itu saat ini jika penderitaan-demi penderitaan hidup sedang dirasakan oleh manusia, maknailah sebagai jalan menuju kedewasaan.
Sebab dari penderitaan itu membuat manusia mencari jalan keluar, dimana dapat berbenah diri meninggalkan penderitaan tersebut untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI