Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Penderitaan dan Jalan Kedewasaan Manusia

15 Desember 2020   17:41 Diperbarui: 15 Desember 2020   18:02 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: enlightenview.files.wordpress.com

Dengan itu, mungkinkah penderitaan bagi manusia harus dihindari walaupun setiap manusia sangat mungkin menderita? Setiap bentuk penderitaan adalah tantangan entah apapun yang menjadi dasar penderitaan hidup manusia itu.

Pada kenyatannya dengan penderitaan, manusia dapat mengintrospeksi dirinya sendiri dengan selalu berpikir, apa yang menjadi masalah dalam hidupnya dan apa yang harus terus untuk diperbaiki.

Seperti apa yang diucapkan oleh Gordon Alport, pada saat diri manusia sendiri sadar akan dirinya berarti dapat dikatakan bahwa manusia tersebut telah matang dalam kepribadian "dewasa".

Selain itu kedewasaan menurut Gordon Alport sendiri yakni mampunya manusia ambil bagian pada kegiatan-kegiatan social, dan mempunyai filosofi hidup dimana manusia harus tahu tujuan-tujuan hidupnya untuk apa hidup didunia ini.

Untuk itu saat ini jika penderitaan-demi penderitaan hidup sedang dirasakan oleh manusia, maknailah sebagai jalan menuju kedewasaan.

Sebab dari penderitaan itu membuat manusia mencari jalan keluar, dimana dapat berbenah diri meninggalkan penderitaan tersebut untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun