Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nikita Mirzani, Picu Kurang Percaya Presiden!

20 November 2020   07:59 Diperbarui: 20 November 2020   08:05 1447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi semua kembali pada ego benarnya sediri antara ketersinggungan dan saling tidak mau direndahkan masing-masingnya. Namun jika tidak mau merendahkan sebagai manusia tetap jangan ikut merendahkan orang lain.

Kasus perseteruan Rizieq Shihab dan Nikita Mirzani dan pendukungnya masing-masing. Dalam perspektif kaca mata saya sebagai seorang yang mengikuti berbagai drama yang ada.

Public belajar banyak akan hal ini, dimana peran media social begitu dominan. Sebab ada suatu rongga besar politik yang ditelanjangi, bahkan dari dasarnya yakni kebudayaan manusia atas manusia dalam hal kepemimpinan dan kemuliaan.

Nikita Mirzani yang dinilai sebagai manusia hina sedangkan Rizieq Shihab sebagai manusia tinggi. Namun setiap manusia pada dasarnya mempunyai martabat yang sama, tidak ada beda dimata dirinya sendiri yang tetap saja semua mempersepsikan dirinya yang tidak sempurna.

Apakah orang lain adalah wujud dari ketersempurnaan bagi manusia? Anggapan senyatanya memang meninggikan melalui lebel yang manusia gunakan, habib yang dinilai kemuliaannya tinggi, lonte yang dinilai rendah.

Mungkinkah itu adalah pandangan social kita yang sudah ditentukan dari kebudayaan? Tetapi yang jelas semua bergantung pada sisi perspektif pribadi itu sendiri masing-masing.

Pada dasarnya siapa yang menelanjangi suatu kebenaran, dialah yang tetap akan disanjung banyak orang.

"Sebab setiap orang punya sisi benar yang tidak dapat disadari oleh segelintir orang lain. Kebenaran sendiri adalah sisi rasa yang tidak bisa diatawar oleh manusia".

Apakah Indonesia belajar banyak dari kasus Nikita Mirzani dan Rizieq shihab? Kenyataanya Indonesia memang harus belajar dari kasus ini.

Tidak lain adalah diantara kehinaan sosial dan kemuliaan sosial menurut persepsi banyak orang diruang media social, mudahnya akses informasi, dan pengaruh kebudayaan baru.

Kasus Nikita Mirzani dan Rizieq Shihab juga menampar keras dunia politik khususnya presiden indonesai ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun