Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rizieq, Prabowo, dan Jokowi, dari Teman untuk Teman!

14 November 2020   18:58 Diperbarui: 15 November 2020   06:39 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: detik.com, dengan olahan pribadi

Membaca kabar berita media online bahwa kepulangan Rizieq Shihab adalah andil dari sikap Prabowo Subianto serasa saya ingin mempertanyakan, sebenarnya permainan apa lagi yang disuguhkan politik dalam negri Indonesia?

Tentu saya kaget membaca berita di media online tersebut, Prabowo Subianto adalah aktor kepulangan Rizieq Shihab dari Arab Saudi seperti yang disampaikan oleh Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani.

Muzani menyatakan kembalinya Rizieq yang sejak 2017 berada di Arab Saudi itu merupakan salah satu syarat dari rekonsiliasi pasca-Pilpres 2019. Hal tersebut diungkap lewat akun instagram fraksipartaigerindra yang terverifikasi, Jumat (13/11).

Dalam upaya rekonsiliasi pasca pilpres tersebut Prabowo pun meminta pembebasan sejumlah tokoh pendukungnya di pilpres 2014 dan 2019 yang ditangkap karena terjerat kasus hukum.

Tokoh terjerat kasus hukum tersebut seperti Kivaln Zen, Soenarko, Eggi Sudjana, dan dan Sofyan Jacob. Sebab kasus hukum mereka masih berjalan meski tidak didengar lagi kasus tersebut oleh publik.

Untuk itu jika memang kepulangan Rizieq Shihab merupakan andil dari Prabowo Subianto, mungkinkah benar rekonsiliasi yang nyaring terdengar itu tanda Rizieq Shihab akan mengikuti jejak Prabowo Subianto berkompromi dengan pemerintahan Jokowi?

Rizieq Serukan Rekonsiliasi

Sejak menepinya Rizieq Shihab ke Arab Saudi, serta banyaknya para pendukung Prabowo Subianto di pilpres 2014 dan 2019 yang acap kali disebut menerima kriminalisasi dari pemerintah jokowi, rekonsiliasi disebut sebagai jalan tengah mengakhiri sentimental terutama narasi kriminalisasi ulama.

Maka dari itu selepas kepulangan Rizieq Shihab (10/11) lalu, tanda-tanda rekonsiliasi tersebut dinililai akan berujung cerah dengan hadirnya Prabowo Subianto dipemerintahan jokowi, dimana Prabowo punya  kedekatan dengan Rizieq Shihab.

"Mana mungkin rekonsiliasi bisa digelar kalau pintu dialog tidak dibuka. Buka dulu pintu dialognya, baru bisa rekonsiliasi. Tak ada rekonsiliasi tanpa dialog, dialog itu penting," kata Rizieq dikutip dari video di kanal YouTube FrontTV, Rabu (11/11).

Tentu ungkapan Rizieq Shihab tersebut yakni meminta pemerintah untuk membuka pintunya mendengarkan Rizieq Shihab dan khususnya ulama ex pendukung Prabowo Subianto, bawasanya dengan dialog semua dapat diselsaikan dengan baik-baik.

Apakah dengan pendekatan rekonsiliasi yang memang dimaksudkan oleh Rizieq Shihab adalah tonggak dimana Rizieq Shihab sendiri akan lebih berkompromi dengan pemerintahan Jokowi? Sebab ada figure Prabowo Subianto didalam pemeritahan Jokowi saat ini menguatkan diplomasi rekonsiliasi?

Dari Teman untuk Temen

Tidak dimanapun bidang yang digeluti, politik juga senyatanya adalah bentuk-bentuk kompromi, dimana teman merupakan jembatan diplomasi yang akan memudahkan sebuah rekonsiliasi antar sebuah kepentingan.

Seperti diketahui bersama bawasannya dunia politik Indonesia saat ini dibawah pemerintahan Jokowi merupakan pemerintahan dapat dikatakan tanpa oposisi murni. Terus terang semua dapat digoyang dengan kesepahaman yang tidak meyakinkan rakyat dalam berpolitik.

Tentu faktor dari ketidak sepahaman dan tidak percayanya rakyat pada politik saat ini adalah faktor partai politik yang mayoritas menjadi pendukung pemerintahan Jokowi.

" Tidak ada politik sehat tanpa pertentangan yang murni dalam mengambil sebuah gagasan untuk perumusan kebijakan undang-undang Negara".

Banyak undang-undang dibuat tanpa pertentangan dalam rancangan undang-undang. Salah satu contohnya adalah UU Cipta kerja yang banyak pihak menilai DPR bekerja dengan senyap. Juga tentang RUU minuman beralkohol yang juga ditentang banyak masyarakat dinilai UU lucu.

Maka dengan narasi dimana Prabowo Subianto seakan seperti menjadi jembatan antara Rizieq Shihab dan Jokowi, dimana Prabowo Subianto seperti yang diungkapkan Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani sebagai juru selamat kubu mereka dulu.

Mungkinkah semua itu dinarasikan, bahasa rekonsiliasi dan sebagainya, apakah akan menjadi sebuah kelenturan politik baru, dimana kebijakan pemerintah Jokowi nantinya yang dibuat dapat lentur selentur dan mesranya hubungan Jokowi dan Prabowo dari kawan menjadi lawan?

Dengan Rizieq Shihab dan kekuatannya FPI atau Front Pembela Islam, akankah menyusul Prabowo Subianto dapat lunak pada pemerintahan Jokowi kedepan? Dimana nantinya karena unsur kedekatan Rizieq dengan Prabowo menjadi ukuran diplomatis santai dan bersifat kompromi politik dengan pemerintah upaya rekonsiliasi pasca pilpres 2019?

Menciptakan silaturahmi politik memang penting antar sesama pribadi. Tetapi dalam pemerintahan jika tatar kebijakan dapat dikompromikan atas dasar teman. Saya kira demokrasi dari dan untuk rakyat akan berganti dari teman untuk teman.

Maka dari itu Rizieq Shihab sebagai kekuatan nyata dari oposisi, dimana dirinya sebagai ulama menyebut lebih tinggi statusnya dari partai oposisi.

Untuk itu dengan narasi rekonsiliasi pasca pilpres 2019, dimana disebutkan Prabowo Subianto adalah actor penting kepulangan Rizieq Shihab dari Arab Saudi, diharapkanRizieq Shihab  tidak akan membuat kompromi politik dan konsisten diluar pemerintah sebagai pembanding kebijakan pemerintah Jokowi.

Jika memang rekonsililasi Rizieq Shihab mengikuti langkah Prabowo Subianto, dimana dalam berbagai keterangan dan pernyataan Rizieq Shihab siap dukung pemerintah jika lakukan revolusi akhlak, apakah Rizieq Shihab dan Prabowo Subianto tidak ada bedanya? Saya rasa dibalik "kepentingan" semua orang akan sama saja dari teman untuk teman sebagai kepentingan!  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun