Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Revolusi FPI, Rizieq Shihab Jadikan Capres 2024 Saja?

15 Oktober 2020   08:52 Diperbarui: 15 Oktober 2020   09:12 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: wartakota.com

Memang di negeri ini tidak ada yang tidak kenal dengan Habib Rizieq Shihab, Imam Besar FPI atau Front pembela islam.

Dalam kancah perpolitikan meski tidak masuk partai politik, seringkali FPI dan Habib Rizieq Shihab seringkali ikut dalam politik praktis.

Pembawaannya yang dicinta sekaligus dibenci oleh masyarakat Indonesia sendiri, FPI dan Habib Rizieq Shihab tidaklah mempunyai peran yang sedikit di negri ini.

Tentu kiprah perannya yakni gerakan politiknya, dimana FPI dan Habib Rizieq Shihab dapat juga mempengaruhi kebijakan pemerintah Indonesia melalui berbagai demostrasi-demonstrasi yang mereka gelar.

Maka dari itu bukankah Habib Rizieq Shihab juga punya masa? Punya pengikut? Dan sering terlibat dalam politik di Indonesia dengan gerakan masanya dalam demosntrasi?

Saya kira jikapun Habib Rizieq Shihab diajukan sebagai capres Indonesia 2024, kemungkinan suaranya sendiri tidaklah sedikit.

Karena pada demonstrasi dugaan pensitaan agama yang dilakukan oleh Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama pada 02 Desember 2016 lalu, diklim oleh pihak FPI dan simpatisan Habib Rizieq Shihab yang tergabung dalam PA212 dihadiri oleh 2 juta orang.

Bukankah itu adalah suara yang sangat potensial jika Habib Rizieq Shihab mengajukan diri sebagai capres 2024?

Dimana FPI sendiri saat ingin menginginkan revolusi selamatkan Indonesia melalui kepulangan Habib Rizieq Shihab dari Arab Saudi, menanggapi demonstrasi masa omnibus Law UU Cipta Kerja yang disahkan DPR (05/10) yang lalu?

Kabar kepulangan Riziq diumumkan lewat rilis yang dikeluarkan dewan pimpinan pusat DPP FPI hari Selasa (13/10). Untuk itu, mungkinkah dalam demokrasi; gerakan "revolusi" dalam demostrasi relevan dalam pengambilan kekuasaan pemerintahan yang sah?

Memang revolusi yang dimaksud FPI selepas dengan kepulangan Habib Rizieq Shihab dari Arab Saudi sendiri menurut saya tidak jelas maksud dan tujuannya seperti apa melakukan revolusi tersebut.

Saya sendiri mengira itu hanyalah diksi gertakan FPI pada pemerintah Jokowi memperkeruh suasana berbagai susulan demonstrasi akibat di sahkannya Omnibus Law UU cipta kerja.

Belum juga dipastikan Habib Rizieq Shihab dapat pulang ke Indonesia dari arab Saudi disebabkan masih 'blinking merah' sama dengan belum bisa ke luar Arab Saudi.

"Berdasarkan komunikasi kami dengan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, bahwa sampai detik ini Nama Mohammad Rizieq Syihab (MRS) dalam sistem portal imigrasi Kerajaan Arab Saudi masih 'blinking merah'," kata Agus yang sedang berada di Makkah kdikutip detikcom, Rabu (14/10)".

Untuk itu saya kira diera demokrasi ini, dimana suara rakyatlah yang dapat mengantarkan pada kekuasaan Negara. Revolusi secara fisik berdemo sana-sini membuat kekacauan negara sudahlah tidak relevan lagi.

Apakah mungkin revolusi kita melawan bangsa sendiri? Ketika sistem Negara ini sudah melakukan praktik demokrasi? Suara rakyat menentukan pemilihan pimpinan pemerintahan negri ini?

Sistem demokrasi sendiri bertumpu pada suara mayoritas. Karena setidaknya ada basis masa FPI dan PA212, serta simpatisan Habib Rizieq Shihab, yang pasti berbanding lurus dalam kepopulerannya.

Bukankah dapat dipastikan, dimana kemungkinan akan mendapat suara jika Habib Rizieq Shihab mencalonkan sebagai calon presiden di pilpres 2024?

Ikut jalan pemilihan umum itu juga adalah jalan "revolusi", jika memang FPI dan Habib Rizieq Shihab ingin merevolusi selamatkan Indonesia, harus mampu bertarung dengan sehat di era demokrasi ini.

Maka dengan kepulangan Habib Rizieq Shihab yang DPP FPI sampaikan dalam waktu dekat katanya akan pulang di 2020 ini jika dapat pulang, mengapa tidak diajukan sebagai capres atau calon presiden saja Habib Riziq Shihab di pilpres 2024?

Saya kira jika melakukan revolusi fisik dalam bentuk apapun termasuk demonstrasi secara besar-besaran, dimana demokrasi dapat ditempuh dengan ikut pemilihan umum untuk menjadi seorang pemimpin negra.

Di situlah jika revolusi dilakukan oleh Habib Rizieq Shihab dan FPI itu adalah tanda mereka sudah kalah dalam peperangan dalam perebutan kekuasaan selamatkan indonesia.

"Maka dari itu kalah dari peperangan tersebut hanya akan membuat bibit-bibit anarkis melawan kekuasaan sah, yang dibangun sistem demokrasi itu sendiri".

Bukankah demokrasi di Indonesia sudah dibayar mahal pada kericuhan dan demonstrasi di mana-mana melawan rezim Soehato dulu di tahun 1999 yang menelan banyak korban dan penghilangan sejumlah aktivis?

Oleh seban itu sebaiknya jika memang FPI dan Habib Rizieq Shihab benar-benar ingin membangun Indonesia tanpa membuat gaduh dan taat pada sistem demokrasi, seharusnya dengan dukungan simpatisan Habib Rizieq Shihab dan kekuatan masa FPI, PA212 dan simpatisan Habib Rizieq Shihab yang diklaim sampai 2 juta lebih.

Saya kira itu adalah kesempatan Habib Rizieq Shihab dipilih dan dapat mengangkat tongkat komando kekuasaan republik indoensia, serta dapat memimpin revolusi selamatkan Indonesia jika memang itu diperlukan Negara ini.

Habib Rizieq Shihab masih warga Negara Indonesia untuk itu tidak salah jika mencalonkan sebagai presiden. Tahun pilpres 2024 masih jauh, untuk itu masih ada kesempatan Habib Rizieq Shihab untuk medulang citra dapat dipilih rakyat.

Seperti mereka yang disinyalir menjadi capres 2024 nanti, Giring Nidji dan Gatot Nurmatyo yang sudah ancang-ancang menyongsong pilpres 2024. Habib Rizieq Shihab juga sah jika dari saat ini mau mendeklarasikan sebagai capres  di pilpres 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun