Tidak mencuatnya prestasi KPK dalam sejumlah identifikasi masalah korupsi saat ini membuat publik merasa bahwa lembaga KPK sudah mati suri sejak ditinggal oleh Antasari Azhar, Abraham Samad, dan Novel Baswedan.
KPK atau (Komisi Pembrantasan Korupsi) saat ini, mungkin benar bukanlah KPK yang dulu masyarakat kenal dengan kegaranganya dalam mencari fakta dan idenitiviasi masalah korupsi.
Dimana keberanian pemimpin KPK yang selalu menjadi kontroversi dan tumbal politik saat akan mengidenfifikasi kasus korupsi jika tidak pandang bulu siapapun itu. Mungkinkah alasan menjadi "tumbal" tersebut menjadi dasar pengecutnya KPK saat ini?
Sebut saja keberanian Antasari Ashar atau Abraham Samad sampai mereka mendekam di penjara dalam menangani kebernaran kasus korupsi. Atau mungkin Novel Baswedan yang disiram air keras sehingga membuat matanya sendiri cacad.
Mungkinkah ada ketakutan tersendiri pimpinan KPK dalam menidentivikasi masalah korupsi melibatkan pembesar negri ini era pemerintahan ke dua periode Jokowi?
Mundurnya Juru Bicara KPK Â Febri Diansyah tentu menjadi pertanyaan publik mengingat dirinya mengaku bahwa semangat lembaga anti korupsi KPK telah luntur saat ini.
Munginkah jika memang iklim kerja KPK baik dan tidak mengiris nurani, apakah mungkin jabatan se-mentereng jubir KPK akan dilepas oleh Febri Diansyah?
Secara psikologi kerja sendiri jika memang tidak ada suatu gejala amoral dalam menjalani kerja tersebut. Ditambah kemapanan ekonomi dari kerja itu sendiri menjawab kebutuhan hidup seseorang, saya kira akan setengah mati orang akan mempertahankan pekerjaanya.
Mungkin dapat dianalogikan sebagai buruh yang gajinya sebatas UMR, yang hanya cukup untuk makan dan kehidupan sehari-hari lainnya, bukankah nyatanya ia akan bela terus kerja tersebut untuk memenuhi kebutuhannya?
Saya kira dengan kasus mundurnya Febri Diansyah, Â saya sepakat dengan analisa ICW atau Indonesia Corruption Watch (ICW) memahami keputusan mundurnya Febri Diansyah dari KPK yang dinilai kondisi KPK memang tidak seperti dulu.
Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana menyebut dahulu KPK banyak menuai prestasi. Namun muncul kontroversi-kontroversi sejak KPK dipimpin Firli Bahuri.