Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajari Anak di Rumah: Apa Kecanggihan Orang Tua yang Melebihi Google?

22 September 2020   08:54 Diperbarui: 23 September 2020   00:20 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: statik.tempo.co

Sebagai wadah pengetahuan apa yang  tidak ada di Gogle. Sebab Google sendiri adalah representasi dari keberadaan pengetahuan manusia.

Karena apapun ide dan wacana tindakan manusia dalam mengekspresikan diri dijaman digital ini sebagai sebuah aktivitas.

Semua menumpahkannya ke Google sebagai kumpulan data besar, tempat bahan pengetahuan manusia terkumpul.

Tidak lain manusia kini adalah generasi yang terdigitalisasi, dimana fenomena ini tengah merebak ke penjuru dunia beraktivifas melalui jalur digital.

Maka dari itu saat ini aktivitas manusia tidak dapat lepas dari peran internet, yang didalamnya di dominasi fiture "Google" sebagai sebuah program komputer.

Peranan Google sendiri adalah representasi dari internet, yang mengakomodasi hidup manusia, apapun aktivitas digitalnya.

Karena google menyediakan semua dari hulu hingga ke hilir pengetahuan dari belanja hingga untuk menemukan hiburan. Menyasar semua segmen pengetahuan dan minat apapun unsur ketertarikan manusia.

Tentu karena peran manusia ingin terus menyimpan sebagai suatu data pengetahuan besar untuk umat manusia melalui internet yakni Google berdasar pada minat masing-masing.

Untuk itu mengapa saat ini dimasa pandemi, dimana peran guru dikurangi karena belajar di sekolah anak dibatasi akibat pandemi covid-19. Masa pandemic covid-19, belajar di lakukan dari rumah bersama dengan orang tua masing-masing.

Sebagai panduan orang tua dan anak belajar bersama Google adalah jawaban paling tepat, apapun sudah terdapat di internet dari materi hingga jawaban memudahkan orang tua dalam mendampingi belajar anak.

Maka manusia saat ini yang paling penting dan mendasar dirinya untuk serba tahu, ada pada kemauannya mengakses pengetahuannya di Google sebagai referensi berpengetahuan.

Lemahnya google adalah itu tidak bisa memaksa manusia. Sebab manusia sendirilah yang harus sadar bawasanya bukan google yang butuh manusia, tetapi manusia yang butuh google untuk sarana saling transfer pengetahuan.

Bukankah optimalnya fungsi google ada dari kehendak manusia yakni mau atau tidak manusia menggembleng dirinya untuk mau belajar pengetahuan dari Google?

Inilah sebenarnya dalam belajar dirumah dimasa pandemi ini sebenarnya sama sekali tidak menyulitkan orang tua dalam mendampingi belajar anak dirumah.

Asal guru memberi tahu tugas anak dan ada panduan buku materi. Tentu jika orang tua tidak tahu jawaban atau pendalaman materi itu, Gogle adalah jawaban yang tetap menjawab harapan orang tua.

Karena peran guru dapat digantikan oleh Google saat ini, dimana asalkan kita mau konsisten belajar dengan Google, disitulah optimalnya google sebagai guru manusia.

Maka sebenarnya jika orang tua memang ingin mengoptimalkan anak belajar. Dalam hal pengetahuan tidak mungkin orang tua lebih canggih dari Gogle.

Tetapi adalah peran serta dan pengawasan itulah yang tidak dapat dilakukan oleh Google harus dilakukan oleh orang tua.

Maka disitulah letak kecanggihan kita sebagai orang tua, mengurai minat bermain untuk menjadikan anak minat belajar itulah letak kecanggihan orang tua.

Kasaranya tidak ada anak yang mampu inisiatif mau belajar. Karena belajar adalah hal yang membosankan.

Ditamabah dirumah banyak wahana bermainan, teman bermain. Bukankah sebagai anak masih lebih asyik main dari pada belajar?

"Google tidak dapat bentak anak, mengancam anak tidak dikasih uang jajan dan maksa anak untuk nurut belajar, itulah kecanggihan orang tua yang Google tidak punya".

Berkaca dari tetangga saya yang setiap hari brisik dan maksa-maksa anaknya untuk belajar dan menggarap tugas.

Disisi lain ada teman main anak tetangga tersebut mengajak main, kemudian di usir supaya tidak main dulu kerumah tetanga karena menganggu aktivitas belajar anaknya.

Tidak lain supaya anak tetangga saya itu fokus dengan belajarnya, tidak diganggu oleh teman-temannya yang mengajak main mulu.

Itulah hakekatnya kecanggihan orang tua dibandingkan Google. Sebab kesadaran anak belajar adalah bentuk dari ketlatenan orang tua mengarahkan belajar anak-anaknya.

Jika disekolah guru dapat mengarahkan untuk belajar. Dirumah siapa yang harus mengarahkan kalau bukan orang tua? Apakah harus Google, jelas kembali lagi dengan orang tuanya masing-masing?

Ketika di sekolah belajar anak-anak ada motivasi dari teman yang sama-sama belajar. Bukankah kalau tidak belajar malu jika nilainya jelek terus dibandingkan teman-temannya?

Begitu pula ketika disekolah hanya main-main, mana bisa anak main ketika temennya lagi pada serius belajar di kelas dengan guru mereka?

Maka dari itu tantangan orang tua juga dapat menghalau mengontrol waktu main anak. Karena teman-teman dirumah jika memang mereka tidak ada tugas pasti menyambangi anak kita dan akan mengajak main.

Disitulah peran orang tua menjaga anak supaya belajar dulu, mainnya nanti ketika sudah selsai belajar. Dalam mengontrol anak-anak mau belajar itulah canggihnya orangtua melebihi Google yang tidak disadari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun