Herannya saya melihat Dedi Mulyadi di kamera seperti tidak ada rasa di buat-buat dekat dengan orang-orang kecil. Dedi Mulyadi pun tidak canggung makan bareng dengan pedagang kecil satu meja, mobilnya ditumpangi rakyat kecil, dan mau mampir ke rumah masyarakat seperti memuliakan rakyat kecil.
Meskipun bila ada orang yang menyangka Dedi Mulyadi pencitraan tentu boleh saja. Tetapi saya kira Dedi Mulyadi bercitra untuk hal yang baik pada masyarakat dan terasa ketika ia blusukan ke kampung-kampung dan jalan-jalan umum membantu beban masyarakat.
Salah satu buktinya adalah Dedi Mulyadi tidak lupa menyambangi rakyat kecil saat sudah terpilih menjadi Bupati Purwakarta maupun kini anggota DPR RI, bahkan saat mereka rakyat kecil di jalanan lusuh dan tidak terawat tetap disambanginya sebagai wujud kepedulian.
Sering Dedi Mulyadi membelikan makanan, beras, berobat bagi yang sakit, kebutuhan sekolah dan uang kepada rakyat miskin tersebut. Mungkin itu adalah cara supaya Dedi Mulyadi dekat dengan rakyat kecil.
Membuat konten youtube juga menurut saya bukan murni pencitraan di sorot media. Tetapi karena dirinya publik figure, kemungkinan di tonton banyak orang di youtube dapat monetisasi dari karyanya tersebut juga untuk membantu orang kecil.
Tentu mana yang memang pencitraan dan bukan sangat ketara jika membuat konten di youtube. Contoh artis-artis seperti Baim Wong, gimiknya tidak mencerimkan ketulusan, hanya citra dimana ia juga mencari rupiah disana. Tetapi dengan Dedi Mulyadi, biasa aja tanpa ada sekat antara dirinya dan kaum miskin.
"Politikus sejati ia berkarya untuk kemudahan hidup orang lain. Politikus busuk ia berkarya untuk jabatan dan kemakmurannya sendiri"
Oleh sebab itu bukan saya membandingkan siapa-siapa politikus tersebut. Tetapi menjadi politikus seharusnya memang sedikit berbicara banyak kerja dalam membela masyarakat khusunya orang-orang kecil.
Namun dengan Fahri Hamzah yang menjadi buah bibir lantang mengkritik pemerintahan Jokowi dulu. Saat ini berbalik mendukung Jokowi dan pasang badan saat partainya mendukung anak dan mantu Jokowi di pilkada menuai kecaman publik.
Tidak sesuai dengan kritik kerasnya dulu karena tawaran kekuasaan idealisme Fahri Hamzah luntur seketika. Maka dari itu berbondong-bondong masyarakat yang dulu menjadi simpatisannya, kini berbalik mengolok-olok dirinya karena tingkah lakunya tersebut yang dinilai gila kekuasaan.
Masyarakat menilai kritik keras Fahri Hamzah selama ini bisa luntur karena tawaran kekuasan  lebih menarik dari idealism dulu sebagai tukang kritik pemerintah Jokowi.