Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jendral Andika: Sinarnya Tenggelam Lagi?

9 September 2020   19:33 Diperbarui: 9 September 2020   23:38 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. TNI AD via detik.com

Joko widodo di Solo sedikit banyaknya memang telah bekerja. Kemudian citranya menyusul setelah adanya bentuk kerja tersebut dapat dinikmati dan dicitrakan. Kepala daerah bila memang tidak mengedepankan kerja, selamannya tidak akan pernah mendapat kesempatan memperlihatkan citra itulah kenyataanya.

Tetapi Jokowi Widodo adalah orang yang beruntung dalam politik. Mungkin seribu satu orang seberuntung dia. Bukan hal yang mudah seorang Walikota Solo kemudian dalam karir politiknya dapat menjadi seorang presiden.

Ditambah Jokowi selalu menemukan momen yang pas sebagai citra dulu ketika menjadi walikota Solo. Salah satunya mobil SMK saat kekeringan industri mobil tanah air mongering, serta harapan masyarakat Indonesia dapat memproduksi mobil sendiri.

Jokowi diharapkan menjadi angin segar membawa perubahan pada industri mobil. Dimana ketika Negara tetangga sudah dapat memproduksi mobil sendiri tetapi Indonesia belum. Maka ketika Jokowi membawa konsep mobil SMK, apa lagi dirakit oleh siswa-siswa SMK yang membuatnya kebanggan tersendiri bagi masyarakat.

Begitu juga dengan moment citra Jokowi merakyat. Saya ingat waktu itu ketika Jokowi masih walikota  Solo dan sedang tingginya pamor acara Opera Van Java Trans 7 road show di kota Solo, sedang tenar-tenarnya digandrungi masyarakat Indonesia sebagai hiburan televisi.

Jokowi memperlihatkan watak merakyatnya dengan dirinya juga duduk sama-sama dengan penonton. Dimana dari sanalah citra merakayat Jokowi tersorot media dan melekat menjadi citra dirinya sebagai seorang pejabat yang sederhana dan merakyat.

Begitu juga dengan watak blusukannya ke daerah-daerah pemukiman warga sebagai bentuk kerja langsung mendengarkan masyarakat. Membuat dirinya dilebeli dengan pejabat yang giat bekerja.

Maka dari itu kabinet pertama dirinya awal menjabat presiden Indonesia di sebut cabinet kerja, Jokowi menarasikan bawasannya apa yang sudah diraihnya saat itu semua harus dengan kerja, kerja, kerja.

Terkait pro kontra percintaan dan sebagainya. Memang saya tidak sedang menyanjung Jokowi. Saya menulis Jokowi sebagai perbandingan dengan Jendral Andika, yang banyak diperbicangkan ketegasaanya sewaktu merespon anggota TNI yang melakukan penyerarang Polsek ciracas beberapa minggu lalu.

Apakah Jendral Andika dalam melenggangkan citra dapat seperti Jokowi? Nantinya berkat citranya tersebut dapat menjadi seorang presiden? Jelas keberuntungan setiap orang berbeda-beda. Dunia militer berbeda dengan sipil adalah kenyataan.

"Tetapi terkait citra jabatan sipil. Karena ia dalam pemerintahan, asalkan program-progam kerjanya  itu berhasil. Saya yakin citra lebih berpihak jabatan sipil dari pada militer. Maka sebenarnya semenjak kasus penyerangan Polsek Ciracas usai sinar, kebintangan Jendral Andika juga tenggelam".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun