Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pernikahan Anti Makan Cinta dan Sayang

4 September 2020   17:02 Diperbarui: 5 September 2020   12:46 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi titikjambi.com

Dengan komitmen kuat sebagai pribadi, saya kira manikah tidak akan menimbulkan masalah termasuk perceraian. Mungkin banyak kasus percerian saat ini dimasa pandemi corona.

Mungkin bisa terjadi karena nikah muda dan tebiasa dengan hidup mapan kerja di pabrik atau di sector usaha lainnya. Karena faktor pandemi corona di PHK mengalami kesullitan tidak siap menerima kahanan hidupnya saat ini sulit. Atau bisa karena virus corono yang saat ini memudahkan orang mengurus urusan administrasi perceraian membuat mereka berbondong-bondong minta cerai.

Menjalani pernikahan, "cerai" di akibatkan ekonomi memang bukanlah mitos belaka. Sebab di desa saya sendiri yang istrinya keluar negri. Sudah menjadi barang biasa rumah tangganya di ambang perceraian. Karena pertimbangan hasil ekonomi yang timpang antara laki-laki dan permpuan menjadi perbandingan. Untuk itu mereka meminta jalur perceraian.

Kembali mungkin budaya dari wacana masyarakat, dimana seorang istri harus dicukupi suami. Mungkin adalah penyebab angka perceraian di Indonesia sangat tinggi, jika suami sedang krisis ekonomi disamping hal-hal lain masalah dalam rumah tangga. Semua itu mungkin saja bisa dijadikan alasan yang rasional perceraian secara kebudayaan masyarakat.

Maka dari itu pada intinya dalam menjalani rumah tangga adalah kesadaran. Supaya masalah dalam rumah tangga sekecil apapun dapat diselsaikan tanpa adanya perceraian. Kasihan terhadap siapa-siapa yang akan menjadi korban dalam kasus perceraian tersebut, termasuk anak-anak kita nantinya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun