Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kehendak Mengubah Nasib

11 Agustus 2020   09:03 Diperbarui: 11 Agustus 2020   10:29 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin bekerja diabad ke-21 juga ujungnya akan sama, hanya sebatas itu dalam kerja tanpa ada harapan lebih baik menjemput dihari depannya. Pada nyatanya semua uang akan habis, "habis" tidak tersisa memenuhi kebutuhannya sendiri diwaktu yang sama sebagai kariyawan yang sedang bekerja.

Memang sepertinya menjadi manusia, saya  bukan saja dituntut untuk berani menuntut kepada dirinya sendiri. Terkadang ketidakbebasan dengan minim hasil yang ditawarkan dari kerja konvensional terasa lebih menyakitkan daripada harus: istilah "kerja" berkreatif dengan sumber daya yang ada seperti; berjudi pada nasib satu manusia kedepan supaya ada perubahan. 

Karena pada dasarnya manusia harus bekerja sesuai dengan hobi yang dimiliki supaya dalam bekerja merasa bahagia. Setidaknya jika pundi-pundi rupiah diluar harapannya, kebahagiaan yang dia dapat, melampaui uang itu sendiri sebagai; "sama-sama untuk membayar bahagia".

Mementukan jalan baru bukan suatu pertalian yang harus ditakutkan manusia. Kebebasan sebagai manusia, bukan apa supaya dengan kebebasan itu, manusia dapat menggali semua potensi yang ada didalam dirinya, begitu pula dengan potensi bagaimana saya dapat tekun menulis.

Tentu bukan suatu yang harus di-inferiorkan tentang apa yang manusia bisa lakukan tidak terkecuali diri saya. Karena banyak orang disana juga dapat hidup dari menulis  suatu karya yang dapat menjadikan sebuah karir professionalnya.

Menulis sebagai jalan dan dunia baru bagi saya  untuk menjadi penulis professional. Perkara nanti hidup atau tidak hidup dari menulis, biarkanlah sesuatu itu menjadi kehendak Tuhan. 

"Seyogyannya menjadi manusia adalah mahluk yang berusaha itu, kepuasaan sudah mencoba, gagal maupun berhasil, mungkin juga dapat dikatakan prestasi oleh manusia, tetapi setiap suatu pengaruh yang besar dilalui dengan jalan tidak menyerah dalam mencoba".

Hidup memang sebuah permainanan, selama manusia hidup, ia akan terus bermain dengan dirinya sendiri untuk kehiduapnnya didunia. Karena semua yang tampak dari dalam diri manusia itu, rasanya; mengapa manusia tidak berpikir hal nyata saja, kerja dapat uang lalu manusia dapat melanjutkan hidup? 

Namun pertanyaannya; se-sederhanakah manusia dalam bekerja itu? Apakah ia masih bisa merasa bebas? Sudahkan harapan mereka terpenuhi? Dan yang terpenting dengan semua itu, mungkinkah mereka bahagia dalam menjalani bentuk kerja, dalam hal ini, kerja secara konvensional yang masih ada bawahan, atasan, bahkan bos yang seolah ditafsirkan seperti raja?

Setiap pribadi, jika dihadapakan dengan dirinya sendiri adalah; raja bagi dirinya. Tetapi saya seperti ingin kembali pada ketidaksadaran tentang hal yang membuat manusia termotivasi bahkan memiliki rasa bahagia jauh dari realitasnya sendiri kini sebagai apa didunia.

Namun dalam orang membangun diri sendiri sesuai apa yang menjadi passionnya, apa bedanya saya dengan orang-orang yang mengelabui realitasnya untuk membuat kesenangannya? Dalam permainan, manusia akan hidupnya, dengan mimpi-mimpi sempurna saya untuk menjadi seorang penulis, apa bedanya dari sebuah permaianan akan hadirnya pencapaian pada tujuan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun