Belum dengan wacana netizen tergiur hadiah untuk juara satu sampai tiga, yang dalam penafsirannya sendiri menggiurkan.
Karena saya menjadi panitia ada yang bertanya-tanya kepada saya perihal hadiah, penampilan untuk jadi juara, dan serta mempertanyakan keterpercayaan juri dalam memberi nilai yang dalam catatan tambahannya sendiri juri masih sama orang desa.
Apa yang ditakutkan netizen adalah ketidak adilan dalam penyelenggaraannya sendiri, yang dikira nanti karena faktor saudara dan sebagainya penilaian juri tidak berimbang. Tapi lagi-lagi ini adalah penafsiran netizen yang jelas berbeda sekali dengan panitia.
"Panitia: Tanpa acara yang wah. Bertujuan hanya menghangatkan suasana pasar kuliner serta ada kegiatan untuk hiburan yang diwacanakan mendatangkan orang adalah tujuan utamanya"
Perkara hadiah dan segala macamnya itu pun tidak panitia berikan jumlah nominalnya. Hanya apresiasi partisipasi saja untuk hiburan bersama.
Serba salah sebagai panitia tidak dibuat sebuah poster untuk media informasi tidak akan ada orang yang tahu. Dibuat secara layak poster tersebut disalah pahami oleh calon peserta atau netizen.Â
Disisi lain organisasi dan kepanitiaan ingin membuat sesuatu tanpa anggaran yang dalam merogoh kocek ingin menarik masa tanpa dipikir sudah mampu mengakomodasi atau belum harapan netizen khususnya calon peserta.Â
Jelas nantinya dapat berbanding terbalik dan mengecewakan peserta, apa yang diinginkan panitia sederhana tetapi peserta semarak.
Inilah kengerian menjadi panitia dalam suatu acara dimasa pandemi covid-19 mendatangkan masa untuk kelangsungan ekonomi.Â
Disisi lain mampu membuat ramai suasana banyak mendatangkan masa ngeri dibuburkan lagi oleh polisi.Â
Kedua acara yang akan diselenggarakan panitia secara sederhana sedikit anggaran namun disalah pahami netizen seperti karaoke tadi, yang sudah saya bahas diatas akhirnya mengecewakan banyak orang. Saya "ngeri" mencoreng muka panitia sendiri yang saya ada dalam bagiannya.