Sebagai binatang yang berpikir itu, peradaban memang bukan hanya milik manusia, tetapi juga milik-milik semua mahkluk-makhluk yang ada. Tetapi manusia sebagai mahkluk yang dapat berpikir membawa laju kehidupan dunia, apakah mungkin manusia tidak pernah berpikir bahwa; kehidupan dunia haruslah sesuai dengan apa yang dicitakannya sebagai ideal? Â Â
Bahkan untuk menjadi berkepribadian itu, manusia harus mampu membahagiakan dirinya sendiri terlebih dahulu apapun keadaannya? Supaya hidup tidak menuntut yang lain, tentu untuk membahahagiakan diri sendiri oleh kehadiran mereka "manusia" lain.Â
Karena saat hidup manusia cukup dengan dirinya sendiri, saat itulah hidup manusia tanpa tuntutan, ia tidak akan pernah menuntut, meskipun hidup harus dalam pengelanaan-pengelanaan itu.
Menjadi manusia pengelana; bukan berarti tidak menyukai dunia sosial yang masyarakat bangun sebagai yang "umum", tetapi tidak ada manusia yang tidak suka dengan kehidupan sosial yang ada kini. Semua manusia secara naruliah pasti menginginkannya; bersosial dengan sehat. Karena sejatinya manusia adalah mahkluk sosial. Namun tetapi, apakah benar tentang menjadi sosial itu tanpa ide bersosial sebagai manusia?
Tanpa ide bersosial manusia tidak akan menjadi apa-apa termasuk menjadi manusia itu sendiri. Oleh karena itu saya menyadari sebagai manusia dan mahluk sosoial didalammnya bahwa; menjadi sosial itu tidaklah harus mengikuti pakem yang disepakati menurut perspektif manusia lain.
Manusia bersosial sejatinya harus membawa dirinya dengan autentik. Terkadang dalam pengelanaan mengenal banyak budaya, bersosial dari tempat-tempat yang mereka singgahi membantu manusia menjadi sosial itu sendiri secara orisinil. Tentu karena bekal pengetahuan yang mereka sudah ketahui sebelumnya.
Dan saya yang sudah hidup dalam pengelanaan itu selama bertahun-tahun lamannya paham betul, memang ketika manusia sumpek dengan kehidupannya, sumpek dengan rutinitasnya, atau bahkan sumpek dengan dunianya dan dirinya sendiri, menjadi manusia berkelana merupakan sebuah jawaban itu bagi siapa pun asal dia masih manusia.
Dalam sebuah pengelanaan sesuatu yang berbeda akan manusia ketahui, bersama lingkungan yang baru, orang-orang yang baru, dan juga suasana yang baru, tentu akan mereka rasakan sebagai sebuah pengalaman yang tentu juga baru--- jawaban dari hidup seutuhnya untuk mencapai kesadaran hidup sebagai manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H