Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Puncak Popularitas dan Kematian

6 Mei 2020   11:21 Diperbarui: 7 Mei 2020   12:26 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saat sedang dalam puncak popularitas karir, seringkali dalam belantika musik Indonesia beberapa nama seperti Mbah Surip, Nike Ardila, serta terbaru Didi Kempot meninggal dunia".

Tidak ada yang menyangkal jika kematian manusia adalah takdir dari yang maha kuasa. Mungkin setiap orang juga percaya dengan hal tersebut. Tetapi sering kali ada beberapa nama penyanyi dalam belantika musik Indonesia, mereka meninggal saat sedang dalam puncak karir popularitasinya.

Sebut saja "Mbah Surip" dengan lagu "Tak Gendong", "Nike Ardila" dengan lagu "Bintang Kehidupannya". Terbaru "Didi Kempot" dengan banyak lagu dan karya hitsnya yang tidak diragukan lagi seperti lagu "Cidro dan "Pamer Bojo".

Memang dari beberapa nama penyanyi popular tersebut tentu masing-masing memiliki daya tarik sendiri, mengapa mereka ada pada puncak popularitas. Kehebatan karya-karya, kepribadian, serta pancaran aura kebintangan seorang selebritis menjadi sebab dimana mereka dapat menjadi populer.

Karena tidak mungkin tanpa nilai lebih dari seorang penyanyi atau artis pada khusunya akan populer dan diterima dengan baik oleh masyarakat. Ditambah dengan selera musik orang-orang Indonesai, tanpa musisi mempunyai nilai lebih dari yang lain, mereka tidak akan pernah digandrungi dan mencapai puncak popularitasnya.

Tetapi seperti sudah menjadi hal biasa. Popularitas penyanyi Indonesia ketika sedang dimasa puncak kejayaanya, tidak lama lalu meninggal dunia. Di tilik dari kisah ketiga penyanyi paling popular tersebut di Indonesia yakni Mbah Surip, Nike Ardila, serta terbaru Didi Kempot. Berikut profil, serta riwayat kepopuleran mereka yang tidak lama setelah kepopulerannya  meninggal dunia;

Urip Achmad Rijanto dikenal sebagai Mbah Surip kelahiran Mojokerto, Jawa Timur (6 Mei 1957) dan meninggal Agustus 2009. Ia popular dengan gaya dan tertawanya yang unik. 

Meskipun lagu "Tak Gendong" dibilang bukan karya lagu yang masyur. Tetapi kesederhanaan lirik serta musik yang disajikan ditambah dengan gaya Mbah Surip yang melekat unik menjadi identitas dirinya sendiri berbeda dengan penyanyi lain.

Ia "Mbah Surip" bukan saja mendapat tempat di hati masyarakat serta digemari karena nilai lebih dari gaya maupun ketawanya yang khas tersebut. Tetapi kiprah "Mbah Surip" juga menjadi bukti bahwa; dalam berkarya usia bukanlah menjadi soal bagi kita untuk dapat menikmati puncak karir walau di usia tua. Mbah Surip dipuncak kepopulerannya, meninggal jam 10:30 WIB 4 Agustus 20009. Ia meninggal akibat gagal jantung dalam perjalanan menuju rumah sakit pusdikes TNI AD, Kramatjati, Jakarta Timur.

Serangan jantung yang menimpanya tersebut diakibatkan karena kebiasaan minum kopi serta merokok mbah surip yang berat. Menurut berita, mbah surip tiba-tiba minum air dingin sehingga menyebabkan jantungnya bekerja labil, lalu menghembuskan nafas terakhirnya.

Nike Ardila atau Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi lahir di Bandung, Jawa Barat 27 Desember 1975 meninggal 19 Maret umur 19 tahun. Nike Ardila lebih dikenal sebagai penyanyi walaupaun ia juga pemeran sekaligus model. Ia juga merasakan kepopuleran dalam karir penyanyi  pada masanya tetapi tidak lama juga ketika sedang dalam popularitasnya, ia meninggal dunia.

Berbeda dengan Mbah Surip yang meninggal dunia akibat penyakit jantung. Nike Ardila tewas 19 maret 1995 ketika mobil Honda Civic yang dikendarainya menghantam beton di jalan Raden Eddy Martadinata Kota Bandung pada pukul 06.15 pagi. Nike Ardila juga meninggal saat dalam perjalanan ke rumah sakit.

Ia mengalami luka parah akibat dari kecelakaan tersebut bersama manajernya, Sofiatun, yang baru saja kembali dari diskotik polo. Isu-isu negatif seputar kematiannya berkembang diantaranya menyebutkan bahwa Nike mengendarai mobil dengan keadaan mabok. Tetapi kemudian kabar tersebut dibantah keras oleh pihak keluarga dan saksi kunci kecelakaan tersebut.

Dionisius Prasetyo  atau Didi Kempot lahir di Surakarta, Jawa Tengah 31 desember 1966, meninggal juga di Surakarta Jawa Tengah 5 mei 2020 adalah penyanyi sekaligus pencipta lagu campursari yang kondang. Didi Kempot juga merupakan adik kandung Mamik Prakoso pelawak senior Srimulat yang juga masih kerabat dengan Mbah Surip.

Hampir setiap lagu yang ditulisnya bertemakan patah hati, oleh karena itu karya Didi Kempot diminati oleh kalangan muda dari beberapa daerah dengan kemudahan terjemahan bahasa berkat teknologi.

 Anak-anak muda menyebut mereka dengan "sad boys" dan "sad girls" yang terbangun dalam komunitas sobat ambyar. Dan mendaulat Didi Kempot sebagai "Godfather of Broken Heart" dengan panggilan "Lord Didi".

Sama dengan Mbah Surip dan Nike Ardila, Didi Kempot meninggal dunia saat sedang dalam puncak karir popularitasnya. Didi Kempot meninggal dunia pada 5 Mei tahun 2020 pukul 07.45 WIB dalam usia 53 tahun di Rumah Sakit Kasih ibu Surakarta akibat henti jantung. 

Ia sempat mengalami sakit panas pada hari sebelumnya. Jenasah Didi Kempot dimakamkan hari itu juga pukul 15.00 WIB ditempat pemakaman umum Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Ngawi, Jawa Timur.

Kematian dan Gaya hidup artis populer   

Menjadi public figure atau penyanyi, memang tidak memungkiri pasti akan dihadapkan dengan aktivitas manggung yang padat. Jikapun tidak manggung, gaya hidup yang glamor sebagai artis sendiri membuat tidak adanya sekat dengan gaya hidup sehat. 

Kecapean bahkan ketergantungan pada dooping membuat public figure khususnya artis sering mengonsumsi obat-obatan terlarang untuk tetap kuat bekerja.

Memang jika seorang penyanyi sedang dimasa populairtas yang tinggi, tawaran manggung akan sangat banyak. Dan kebanyakan penyanyi di Indonesia memanfaatkan itu dengan kerja berlebih takut dimasa berikutnya tidak ada tawaran manggung lagi. 

Ibaratnya menabung banyak untuk masa krisis kalau sudah tidak laku lagi. Berpikir seperti itu memang benar, tetapi apakah sebagai orang-orang yang menghibur, bijaksana ketika kondisi kesehatnya sendiri tidak diperhatikan, hanya ingin memuaskan hasrat bagimana aji mumpung dirinya dapat bekerja lalu mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya?

Inilah sebagin besar kekeliruan itu, kerja berlebih disamping gaya hidup yang tidak sehat sebagai public figure seperti artis itu sendiri. Mbah Surip, Nike Ardila serta Didi Kempot merupakan potret gemerlap dunia keartisan kita saat sedang ada didalam masa puncak popularitasnya. 

Serangan jantung yang mengantarkan mereka Didi Kempot dan Mbah Surip ke peristirahatan terkahir bukan tanpa sebab.  Juga dengan kecelakaan yang menimpa Nike Ardila yang pulang dari diskotik polo dan diisukan mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.

Oleh karena itu gaya hidup dan kelebihan beban kerja berpengaruh besar pada factor-faktor kematian mereka, meskipun riwayat-riwayat baik penyakit juga berperan besar. 

Namun apapun bentuk dari dunia gemerlap kepopularitasan itu, memang mengandung sebuah resiko besar? Tetapi  tidak siapapun orangnya, di dalam kepopularitasan mungkin akan menjalankan peran dan laku yang sama.    

Ketersediaan mereka Mbah Surip, Lord Didi, serta Niki Ardila sudah sepantasnya mendapat apresiasi yang lebih dari para penggemar mereka. Dalam keadaan apapun mereka tetap menghibur kita bagaimanapun caranya. 

Tentu upaya dan jasa-jasa mereka dalam panggung hiburan layak untuk terus dikenang kapan pun masanya sepanjang orang-orang masih mengingatnya. 

Selamat jalan dan semoga ditempatkan di tempat yang terbaik disamping Tuhan, Mbah Surip, Nike Ardila, serta Lord Didi, karya-karyamu akan terkenang sepanjang masa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun