Memang jika seorang penyanyi sedang dimasa populairtas yang tinggi, tawaran manggung akan sangat banyak. Dan kebanyakan penyanyi di Indonesia memanfaatkan itu dengan kerja berlebih takut dimasa berikutnya tidak ada tawaran manggung lagi.Â
Ibaratnya menabung banyak untuk masa krisis kalau sudah tidak laku lagi. Berpikir seperti itu memang benar, tetapi apakah sebagai orang-orang yang menghibur, bijaksana ketika kondisi kesehatnya sendiri tidak diperhatikan, hanya ingin memuaskan hasrat bagimana aji mumpung dirinya dapat bekerja lalu mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya?
Inilah sebagin besar kekeliruan itu, kerja berlebih disamping gaya hidup yang tidak sehat sebagai public figure seperti artis itu sendiri. Mbah Surip, Nike Ardila serta Didi Kempot merupakan potret gemerlap dunia keartisan kita saat sedang ada didalam masa puncak popularitasnya.Â
Serangan jantung yang mengantarkan mereka Didi Kempot dan Mbah Surip ke peristirahatan terkahir bukan tanpa sebab. Â Juga dengan kecelakaan yang menimpa Nike Ardila yang pulang dari diskotik polo dan diisukan mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.
Oleh karena itu gaya hidup dan kelebihan beban kerja berpengaruh besar pada factor-faktor kematian mereka, meskipun riwayat-riwayat baik penyakit juga berperan besar.Â
Namun apapun bentuk dari dunia gemerlap kepopularitasan itu, memang mengandung sebuah resiko besar? Tetapi  tidak siapapun orangnya, di dalam kepopularitasan mungkin akan menjalankan peran dan laku yang sama.  Â
Ketersediaan mereka Mbah Surip, Lord Didi, serta Niki Ardila sudah sepantasnya mendapat apresiasi yang lebih dari para penggemar mereka. Dalam keadaan apapun mereka tetap menghibur kita bagaimanapun caranya.Â
Tentu upaya dan jasa-jasa mereka dalam panggung hiburan layak untuk terus dikenang kapan pun masanya sepanjang orang-orang masih mengingatnya.Â
Selamat jalan dan semoga ditempatkan di tempat yang terbaik disamping Tuhan, Mbah Surip, Nike Ardila, serta Lord Didi, karya-karyamu akan terkenang sepanjang masa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H