Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Cerita dari Perantau sampai Libur Panjang Sekolah

24 April 2020   14:15 Diperbarui: 24 April 2020   20:29 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: kusmando.com

Bahkan tidak luput petasan yang kecil-kecil itu dibuat tawuran antar kelompok ketika jalan-jalan subuh tiba antara kelompok saya dan kelompok lain.

Namun pada akhirnya ketika petasan itu habis, batu juga dilempar-lemparkan. Tidak habis cerita waktu itu, paku yang dibuat pedang-pedangan digilaskan kereta api-pun hal biasa terjadi ketika ramdhan tiba. Sebab kampung saya tidak jauh dari stasiun dan perlintasan rel kereta api.

Maka titik terbaik untuk jalan-jalan adalah stasiun yang kami sebut sebagai tongklengan. Garis finis kami berjalan kaki yang pulangnya melintasi rel.

Ada banyak cerita lucu jalan-jalan bada subuh saat melintasi rel kereta api. Dahulu penumpang kereta api belum se-tertib saat ini. Salah satu cerita lucu tersebut adalah teman saya sendiri yang kegirangan menemukan caps tempat pop mie yang masih bagus dan tertutup rapi dengan bungkus plastik. Ia semarak dan mengabari temannya dengan senang bahwa dia menemukan satu pop mie yang masih terbungkus.

Tetapi ketika dibuka bungkus itu, astaga isinya T*I bekas berak orang dari kereta yang sengaja dibuang disamping diperlintasan rel kereta api.

Tetapi cerita-cerita keseruan itu mulai berkurang ketika masa libur selama satu bulan lebih ketika ramadhan masa pemerintahan Gus Dur digeser pemerintahan SBY yang tetap memberangkatkan anak sekolah ketika bulan puasa atau ramadhan berjalan.

Saat ini ketika tongkrongan bersama dengan teman-teman sebaya, rasanya mengingat libur panjang sekolah tersebut dahulu seperti menjadi cerita hebat.

Lamanya waktu libur sekolah pada era gusdur menjadi cerita menarik, sebab libur selama sebualan lebih saat puasa dan lebaran tidak dapat dirasakan lagi setelah lengsernya Gus Dur sebagai presiden.

Pertanyaan saya untuk generasi anak-anak sekarang, apakah akan menjadi cerita hebat dimasa depan ramadhan kali ini? Bahkan pra ramadhan sudah libur sangat panjang akibat pandemic Covid-19? Dimana  covid-19 ini terjadi di masa pemeritahan Joko widodo, akankah terkenang seperti masa Gus Dur meliburkan sekolah sebulah lebih?

Apapun itu, ceritanya anak-anak saat ini, pasti akan terkenang dan menjadi cerita masa depan nanti seperi saya saat sudah tidak menjadi anak-anak lagi.       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun