Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Cerita dari Perantau sampai Libur Panjang Sekolah

24 April 2020   14:15 Diperbarui: 24 April 2020   20:29 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: kusmando.com

Meskipun media sosial seperti WA atau Facebook bahkan mainan game online internet tetap mainan yang digandrungi anak-anak saat ini.

Kurang asyiknya bagi saya menjadi anak-anak saat ini adalah peran dalam permainannya yang soliter. Cenderung sendiri dengan bahan mainan mereka berbentuk Smart Phone.

Tetapi lompatan peradaban tidak dapat kita sangkal. Mungkin itulah bentuk permainan terbaik mereka yang akan diceritakan pada generasi setelahnya. Seperti saya yang mau bercerita bahwa dahulu dikala ketika saya kecil, tidak ada permaianan soliter, semua serba beregu dan memungkinkan kerja sama team yang baik.

Saat ini jarang ditemukan permainan peta kumpet bahkan bagi anak-anak desa, yang dulu ketika saya kecil menjadi permainan wajib. Kelereng, karet, bahkan permaianan gamabar-gambar yang saya sebut sebagai anak desa "umbul", jarang dimainkan anak-anak sekarang.

Apalagi dengan permaianan menakut-nakuti teman beratribut setan saat petak kumpet, mungkin jarang ditemukan bahkan tidak akan pernah ditemukan.

Cerita saya dulu sempat menjadi pocong-pocongan dan menjahili teman saya saat main peta kumpet. Unik dan lucunya saat melihat saya sewaktu mau mencari teman-temanya yang bersembunyi, dia kucek-kucek mata seperti gambaran di televisi film "Jadi Pocong", yang dibintangi Mandra sebagai tukang gali kubur, dan aktor utamanya yang jadi pocong namanya "Mumun".

Jelas menakutkan, wajah saya dibaluri kopi dan bedak putih untuk menambah kesan horor itu supaya ada dan meyakinkan sebagai pocong beneran.

Bahkan ketika saya sedang duduk dibelakang rumah teman sebagai pos untuk menakuti teman saya, saya minta ditemani teman yang lain untuk proses menjahili.

Waktu itu saya juga takut, takut ditemani pocongnya yang sungguhan. Maka dari itu saya minta ditemai temen lain setidaknya membuat saya tenang, jika ditemani pocong beneran kita bisa lari sama-sama.

Hari libur sekolah seperti saat ini adalah masa-masa emas bagi generasi saya. Seharian main kelerang, karet, umbul, dan lain-lainnya.

Ditambah ini bulan ramadhan, membuat petasan atau mercon sebanyak-banyaknya untuk di jeblugan di pinggir sawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun