Menjadi manusia abad ke-21, ia menjadi manusia ketika mereka dapat membeli sesuatu untuk memenuhi sesuatu itu, yakni kebutuhannya sendiri.
Apa yang ingin mereka beli adalah daya dari eksistensi kehidupannya. Maka berbicara sosialis dan kapitalis hanyalah berbicara seterang komedi omong perang ideologi pemikiran yang berakar dari sinisme, antara yang mapan dan tidak mapan, menang atau kalah, dan juga atas dasar ketidakmampuan diri dalam menangapi setaiap apa yang harus terjadi dalam menjalani hidup ini dengan harapannya masing-masing. Â
Dalam dihadapkan sebagai kelompok masyarakat. Seyoganya, siapapun menginginkan bentuk dari suatu yang ideal, tentu siapapun tidak akan dapat menampik jika mereka adalah manusia normal.Â
Terkadang memang konsep ideal sendiri, dalam menjadi bersama, ada kepetingan-kepentingan pridadi yang harus ditanggalkan.
 Namun apakah berbagai kepentingan itu, mungkinkah kita "manusia" tidak ingin menguntungkan diri sendiri bila dihadapkan dengan masyarakat kapitalisme?Â
Bukankah saat manusia menjadi kapital-kapital itu, dimana keadilan dari sosialisme tidak dapat diperjuangkan? Justru yang dapat diperjuangkan itu tetap terbentur dengan kapital berdasar dari dirinya sendiri mampu membeli, dari pada bersama-sama mampu membeli, karena dasarnya ada kehendak akan kuasa manusia dimana dirinya menginginkan sesuatu yang lebih jika beban kerja produksi dari dirinya juga lebih?
Jelas saya ingin mengatakan bahwa; sosialis dan kapitalis merupakan konsep landasan berpikir dari pemikiran manusia, yang jelas-jelas dalam ideologi pemikiran itu tentu diabad ke 21 ini, mereka tidak mau rugi secara pribadi, atau disaat menjadi bersama, ia rugi sendiri dalam memeperjuangkan kebersamaan tersebut jelas itu bukanlah hal yang dikehendakinya.Â
Karena sejatinya pemikiran adalah apa yang di ucapkan sebaga sabda seorang pemikir Jerman (Filsuf) Friedrich Wilhelm Nietzsche bahwa "setiap manusia ingin kehendak akan kuasa dirinya", yang membuat dalam realita kehidupan ia ingin sosialis, tetapi didalam ranah hasrat dan ideologinya sendiri, kepentingan akan kuasa, mudah dalam setiap akomodasi dirinya membeli, itu dapat dirasakan dirinya apapun dasar dari ideologinya.Â
Sebab peradaban kapitalis, ia akan murni sebagai kapitaslis, meskipun secara ideologi mereka dan kita menginginkan suatu tatanan masyarakat yang sosialis. Â Â
Sungguh memang sebuah kondisi yang paradosksal, yakni suasuatu yang bertentangan tetapi realitanya mengandung sebuah kebenaran.Â
Masyarakat dengan sikap ingin sosialis, tetapi pada dasarnya semua adalah kapitalis-kapitalis dengan cara mereka sendiri dengan apa-apa yang menjadi kehendak akan kuasa. Mungkinkah jikalau memang sudah seperti ini, sikap sosialis sendiri benar harus ditanggalkan oleh manusia?Â