Atau Deddy Corbuzier bisa saja berpikir dengan rasanya, akan bagaimana kejinya mayoritas memandang setengan manusia, bila dari bagiannya, tetapi berpaling karena faktor manusia. Mungkin bisa jadi benar sama, antara narasi kuli dan user itu, bersama sorot kamera dan wartawan, mengucapkan kata pengakuan, agar terakui banyak orang.
Manusia selalu penasaran, apa yang tidak dirasakannya, ia pun ingin merasakannya. Tokoh sekaliber pemikir Deddy Corbuzier seperti konten-konten yang tersaji di akun youtubenya. Jika pindah beragama untuk dirinya sendiri, tidak perlu ia mengundang, bahkan membawakan pengakuan di depan umum acara televisinya, layar kamera wartawan, usztad yang pakai kaca mata, dalam bangunan acaran pengakuannya.
Deddy Combuzier mungkin merasa, "ia" ingin merasa, apa yang hilang dari hidupnya. Narasi dari kuli dan user itu, bisa juga jawabannya, merasa dengan rasa, "ia" hidup harus berjodoh dengan yang lain, harus melindungi nama, yang lain tersebut, atas dasar rasa hidup, bersama yang sudah dinantikannya. Saya kira Deddy Corbuzier tidak ingin seheboh itu, pindah agama untuk popularitasnya sendiri.