Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Deddy Corbuizer, Figur, dan Agama

21 Juni 2019   19:26 Diperbarui: 22 Juni 2019   06:43 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ah, kuli pun seperti apa yang di pikirkannya, mereka termasuk "user", hanya upaya basi dalam mempercayai pendapatnya sendiri, yang sedikit pun tidak masuk dalam akalnya, sebagai manusia hidup di dunia. Memang user itu pernah kaya, dan kuli tidak pernah. Kaya adalah suatu rasa, "cinta terhadap manusia dan tidak membedakannya pun sama, "rasa".

Mungkin karena User itu sudah kaya, dan bosan merasakan kekayaannya, sehingga ia tidak mau kaya  menikah dengan orang yang berbeda agamannya, "jika membuatnya kaya". Berbeda dengan kul,i yang semua di pandang atas nama rasa, apa yang belum dirasakannya, jika sudah dirasakannya dalam kenyataannya, seperti kekayaan dan cinta terhadap manusia, adalah anugranya "tuhan yang maha esa".

Begitupan juga saya memandang Deddy Corbuzier seperti kuli itu, ia sudah kaya, sudah poluler, tidak kurang-kurang mencari akal dalam kerja mencari uang. Jika tidak di pakai di hiburan kovensional, ia adalah youtuber sukses itu, jika mau, ia dapat mengeruk uang juga disana lewat karya kreatifnya.

Deddy Corbuzier pindah agama dengan rasa

Yang melebih-lebihkan hanyalah mereka, yang menganggap bahwa; agamanya adalah yang paling benar, paling bagus, dan paling dicintai tuhan, akan di beri surga. Mungkin jika Deddy Corbuzier tidak berpindah agama ke agama mayoritas, sambutanya tidak semeriah ini di media.

Tentu mediapun seperti saya, ingin hidup melalui tulisan, yang akan dibaca lalu mendapatkan laba. Sama seperti saya berharap mendapat laba dari tulisan, untuk menopang kebutuhan hidup saya. Memang manusia dalam memandang dunia, semua tidak bisa "ia" hindari, bahkan menajiskan, yang ketika manusia butuh mempertahankan hidupnya, najis, dosa, apapun akan tetap di pakainya dan dilakukannya.

Manusia, rasanya, jangalah seperti pepesan kosong komedi omong. Terlihat mendengar apa yang menyamai dirinya girang, tanpa tahu kepentingannya orang, yang menyamai dirinya itu. Deddy Combuzier berpindah agama adalah fenomena dengan kepentinganya.

Perkara Deddy Corbuzier berpikir dengan rasa berpindah agama, walaupun dengan tangkapan sejuta kamera dan berita, apakah kita dapat merasakannya? Saya kira menjadi biasa, ada rasa yang ingin sama pada manusia, untuk bersama kebanyakan manusia lain. Begitupun Deddy Corbuzier ingin beragama, "jika ia terasing oleh mayoritasnya". Dedi hanya ingin merasa bagaimana beragama rasa mayoritas, seperti saya dulu ingin masuk agama mayoritas di Bali karena tinggal di Bali.

Alasannya tentu adalah rasa yang tidak terasa, berada di pinggiran mayoritas, namun tidak bisa merayakan beragama secara mayoritas dalam kebersamaan atas nama mayoritas juga. Jelas, jika ini suatu kebenaran itu, manusiawi, karena faktor beragama adalah faktor manusia. Agama merupakan kemanusiaan, seperti ajarannya untuk saling menyayangi, dan mengasihi sebagai cermin bertuhan.

Atau bisa saja Deddy Corbuzier pun ingin merasa dengan beragama mayoritas sebagai motif yang lain. Tentu bukan polularitas, bukan materi, atau bukan lain-lainnya, yang terpikirkan itu. Kecerdasan bagi seorang Deddy Corbuzier, seperti dalam artikel kemarin saya baca di kompasiana, judulnya antara "Albert Enstain dan Deddy Corbuzier" pasca mengucap kata diakui sebagai bagian agama yang lain dari agama sebelumnya.

Apa artinya pengakuan bagi kecerdasan, tentu tidak berarti apa-apa. Semesta perbicangannya akan dirinya " Deddy Corbuzier " yang pindah agama, mungkin hanya orang narsis saja yang mentinggi-tinggikannya. Saya kira pengetahuan Deddy telah banyak, mungkin beragama tanpa memandang setara manusia, dan mensetengah-setengahkannya bukan tujuannya, mengakui sebagai kebaruan hidupnya melalui "agama" baru menurut mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun