Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menyayangi dalam Imajinasi

4 Mei 2019   19:21 Diperbarui: 9 Mei 2019   13:20 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini aku akan bertanya lagi pada malam, maukah kamu bersama kita mengindahkan kehidupan yang sudah indah ini? Kita menghiasi langit-langit, sebagai bintang dalam gelapnya hari-hari kita dan menjadi angan bagi masa depan kita bersama. Jika kamu layang-layang yang terbang tinggi, aku ingin menjadi benangmu. Untuk kamu bawa aku dalam kehidupanmu. Karena "tidak akan menjadi layang-layang yang indah ketika tidak ada benang untuk menerbangkannya".

Tetapi bagaimana caranya aku bisa melukis kata indah untukmu? Hay, kau yang ada dalam kegaiban imajinasi? Apakah kau juga mencari diriku? Sungai yang mengalir bawalah aku kedalam dunianya. Aku ingin melukiskan dunia denganmu. Karena hanya seni yang dapat menciptakan surga. Aku ingin menciptakannya, bersamamu!

Sudah, waktu sudahlah aku tunggu. Tetapi waktu seakan terlampau jemu, sampai kapankah aku akan menunggu? Seperti langit yang tidak akan hujan malam ini. Hawanya begitu panas seperti akan datang kehancuran. Rasanya jauh kedalam aku untuk memulainya. Merintis pada sisa dingin setelah hujan turun.

Terlelaplah engkau kehancuran. Janganlah engkau hinggap pada diriku. Yang ingin memulai, sampai kapan engakau hanya berharap? Kapan engakau menemukan? Kapan juga engkau memulai kembali lagi? Hanya rancangan yang aku geloran untuk engkau. Tinggi rendahnya seakan menjadi terlampaui. Aku ingin terbang bersama Bidadari berwujud dalam engkau yang manis.

Kabut ditengah awan, bawalah jiwaku pergi mengunjungi lingkaran jiwanya. Aku ingin berlari dipematang sawah yang indah untuk memulai kisah baru denganmu. Menyusuri sudut-sudut saung-saung yang sengaja dibuat para petani dipinggir sawah. Indah dan menyembuhkan jiwa yang lelah dengan dirinya sendiri.

Aku ingin beristirahat denganmu. Lalu aku bercerita tentang kekuatan yang harus terus kita bangun. Tentang alunan nada yang terang disana. Aku akan membawamu kedalam mimpi-mimpiku. Membuatmu ada selalu dalam imaji-imajiku. Untuk aku bawa dalam tidurku yang indah dan membahagiakan. Aku ingin terbang kesana, dibalik bilik bambu yang terlihat segar itu.

Gadis yang gaib, apakah aku disini sadar dengan dirimu yang juga menungguku? Aku terlalu lelah untuk menunggumu. Tidak ada harapan, tidak ada untaian kata indah yang lahir dari kantum otakku. Rasa yang sampai dalam tulang. Tenanglah hati, tenanglah pikiran, waktu akan datang pada akhirnya nanti. Sabar, jadilah untuk sabar! Kau penyejuk hati, sudikah engkau menungguku? Manisnya parasmu dalam imajinasiku. Cukupkah engkau dengan diriku yang sunyi dan sepi ini?

Hidup hanya ada dalam sangkar yang penuh dengan harap-mengharap. Aku terpendam rasa maluku sendiri. Aku ingin dibangkitkan, dipercaya, bahwa akulah seorang hebat itu. Ulung dalam menaklukan kehidupan. Terlena, aku terlena dengan pikirku malam ini. Tetap aku mendambakan kegaiban yang gelap. Masih rancu, sebenarnya aku menunggu apa? Siapa? Apakah hanya menunggu untuk akhir dalam hidup? Aku juga ingin berkarya dengan bangga.

Karya dengan seorang anak yang menyerupai cahaya. Ia berlari-lari di depan rumah. Menunggu kedatanganku sampai dia tertidur lelap. Bangun tidur namaku yang dipanggil, bapak-bapak! Aku menunggunya, anak manis dan tampan yang bijaksana. Aku berharap hubungan kita dapat menciptakannya.

Harus kau tahu, setiap hubungan di design oleh pikiran kita sendiri. Terkadang ketika kita akan memulai hubungan dengan seseorang yang lain, pikiran kita mengakses beberapa kemungkinan-kemungkinan negativisme dan positivisme tentang lawan hubungan kita.

Cerita film ini memvisualisasikan bahwa sebenarnya pikiran kita menghalangi jalinan hubungan dengan seseorang. Adanya agen-agen penelitian ilmiah menyelinap masuk kedalam rumah kedua pemeran utama dan mengirimkan hasil pikiran negatif pasanganya sendiri yang direkam kemudian saling dibagikan diantara keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun